Memang benar adanya, rugi adalah tempatnya kita untuk belajar banyak. Tidak heran jika banyak topik sekolah saham yang berkaitan dengan kerugian. Nah, kembali sekolah saham membahas topik diseputar kerugian. Kembali kita berusaha mendapatkan sesuatu yang bermanfaat darinya.
Kali ini tentang apa yang paling berbahaya ketika mengalami kerugian. Bukan, bukan kehilangan modal. Jika soal kehilangan modal, gampang solusinya. Tinggal kita disiplin melakukan cut loss, maka modal relatif akan terlindungi. Tentu asal level cut loss yang kita pilih tepat.
Walau berkali-kali rugi, modal masih akan masih sisa banyak untuk recover. Misalnya level cut loss 10% dari total modal, maka kita akan masih bisa rugi lebih dari 10x. Apalagi jika lebih kecil lagi. Jelas, kehilangan modal bukanlah hal yang paling berbahaya ketika mengalami kerugian — bahkan jika kerugian itu terus-menerus.
Lantas, apa donk yang paling berbahaya ketika mengalami kerugian?
Yang paling berbahaya adalah faktor psikologis. Faktor psikologis bahwa kita kehilangan kepercayaan terhadap sistem trading yang kita miliki. Sebenarnya hal ini tidak akan terjadi jika cuma rugi satu atau dua kali. Namun akan sangat berbahaya jika kerugian yang dialami berkali-kali — apalagi beruntun.
Dengan kerugian yang terus-menerus maka normal jika kita mulai bertanya-tanya apakah sistem trading yang selama ini kita gunakan ternyata sangat lemah. Kitapun akan mulai berusaha menyesuaikan — mengotak-atik — sistem trading kita agar bisa kembali menghasilkan keuntungan.
Dan akhirnya setelah dirubah, keuntungan memang datang. Namun ternyata untuk jangka pendek saja. Setelahnya kembali mengalami kerugian beruntun. Akhirnya kita benar-benar kehilangan kepercayaan pada sistem trading. Sangat berbahaya jika sudah demikian bukan?
Sangat berbahaya karena jika tanpa sistem trading maka kerugian itu sudah pasti bukan cuma peluang lagi. Jelas, akhirnya modal kita pun akan habis dan kita pun terpental dari bisnis saham. Sangat berbahaya bukan? Nah, untuk menghindari kondisi ini, ada hal yang harus kita sadari.
Menyadari bahwa sistem trading kita bukanlah holy grail (cawan suci) yang mempunyai tingkat ketepatan 100%. Setiap sistem trading pasti punya kelemahan. Nah, dengan menyadari hal ini, maka kerugian menjadi hal yang biasa. Kita tidak perlu mengutak-atik sistem trading kita.
Biarkanlah, karena memang saat itu kelemahan sistem trading kita sedang terpapar. Daripada mengutak-atik sistem trading agar sesuai dengan kondisi saat mengalami kerugian, lebih baik kita analisa apa sih kelemahan sistem trading kita. Mengapa mengalami kerugian.
Setelah kita tahu kelemahannya. Tidak usah berusaha menutupinya. Tapi cukup hindari untuk trading ketika kondisi pasar sedang mengekspose kelemahan tersebut. Cukup fokus trading saat sistem trading kita bekerja dengan maksimal. Jadi tidak ada ceritanya lagi kita goyah terhadap sistem trading kita.
Dengan demikian, semoga kita benar-benar dapat terhindar dari hal yang paling berbahaya ketika mengalami kerugian — kerugian yang terus menerus tepatnya. Kita dapat terhindar dari faktor psikologi tidak mempercayai sistem trading yang sudah kita jalani selama ini.