Sepertinya saya ini memang seorang trader saham penakut. Takut untuk membeli saham yang sudah dalam area jenuh beli (overbought) walau ada sinyal beli. Takut untuk membeli walau ada sinyal beli tapi belum terkonfirmasi. Sangat takut untuk berspekulasi membeli saham-saham yang fundamentalnya tidak jelas.
Benar-benar seorang trader penakut bukan? Hal ini sering menyebabkan saya melewatkan peluang untuk mendapat keuntungan yang cukup besar. Namun jangan salah, saya juga sangat sering (pada akhirnya) selamat dari kerugian yang besar. Jadi, dalam hal ini ada plus-minusnya.
Menjadi trader penakut hampir dipastikan akan sangat jarang menikmati keuntungan yang spektakuler dari satu transaksi. Dilain sisi, juga hampir dapat dipastikan bahwa sangat jarang mengalami kerugian yang sangat besar. Tentu sangat berbeda jika lebih berani untuk berspekulasi. Ada sinyal beli langsung beli tanpa pertimbangan tambahan.
Niscaya jika ternyata harga bergerak naik, keuntungan yang didapat akan maksimal karena berhasil membeli di harga yang sangat rendah. Sayangnya, karena sifatnya spekulasi yang sangat beresiko. Tidak jarang harga malah bergerak turun. Tentu jika sudah demikian, kerugian yang ditanggung akan cukup besar.
Jadi, pada akhirnya semua tergantung perspektif yang dipakai. Melindungi modal atau mengejar keuntungan? Kita harus memilih salah-satu. Tidak bisa melindungi modal sekaligus mengejar keuntungan. Harus melakukan kompromi sesuai dengan profil kita. Harus memilih sesuai kebutuhan kita.
Jika melindungi modal adalah yang terpenting, tentu menjadi trader penakut adalah pilihannya. Sebaliknya, mengejar keuntungan yang spektakuler adalah yang terpenting, kita harus memilih menjadi trader pemberani. Silahkan memilih. Bebas selama kita sadar akan pilihan kita. Sadar akan resiko terhadap setiap pilihan.