Beritanya bagus semua, kok malah harga saham malah turun ya?
Pada suatu saat (jika tidak mau dikatakan sering), pertanyaan itu akan mampir pada kepala kita. Kebingungan pun melanda. Berita bagus kok ya pasar malah bereaksi negatif. Aneh kan? Tidak aneh sama sekali. Reaksi pasar memang tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua.
Tidak sesederhana, berita bagus, pasar pasti bereaksi positif — harga saham pasti naik. Hitung-hitungan para pemain besar (big money) tidak seperti itu. Mereka punya kalkulasi sendiri dengan memperhitungkan banyak faktor. Tidak hanya faktor berita bagus. Biasanya, mereka-mereka ini punya tim yang khusus yang menganalisa bebagai (banyak) faktor yang mempengaruhi pergerakan sebuah saham.
Jadi, tidak heran jika berita bagus, ternyata harga malah turun. Ini sangat mungkin terjadi ketika ternyata ada faktor lain (lebih dominan) yang membuat kalkulasi pemain besar malah memprediksi harga saham sudah kemahalan. Jadinya mereka akan dalam posisi jual. Berhubung yang dijual relatif besar jumlahnya, otomatis harga saham bergerak turun.
Selain faktor lain yang ber-efek kebalikan dari berita, bisa juga karena pemain besar sudah tahu informasi berita tersebut jauh sebelum resmi dirilis. Mereka sudah duluan membeli saham tersebut diharga sangat rendah. Ketika beritanya resmi dirilis, mereka tinggal jualan saja. Biasanya dapat harga bagus karena orang-orang sedang eforia terhadap berita yang dirilis.
Nah, saking besarnya nilai yang dijual. Lama-lama ya pergerakan harga saham (yang tadinya menaik), bergerak turun juga. Ini kondisi yang tidak bagus bagi reatiler. Baik akibat faktor lain maupun akibat informasi yang duluan. Retailer (biasanya) menjadi korban dalam hal ini. Akan banyak para retailer yang terjebak di harga tinggi. Nyangkut.
Jadi, sebagai retailer kita harus sadar bahwa trading saham itu tidak sesederhana berita bagus pasti naik, berita jelek pasti turun. Ini karena yang menggerakkan harga saham itu kompleks. Terdiri dari banyak faktor. Saran Sekolah Saham, kurangi ketergantungan pada berita untuk melakukan keputusan dalam trading saham.
Hal ini karena kesadaran bahwa sumber daya kita kalah jauh jika dibanding para pemain besar (big money). Sebaiknya kita fokus saja pada pergerakan harga. Berusaha mendeteksi arah pergerakan (tren) harga sedini mungkin dan kemudian mengikutinya sampai selesai. Tentu saja kita menggunakan indikator Analisa Teknikal (TA) dalam hal ini.
Ini yang terbaik bagi trader saham kecil (retail) seperti kita ini. Bukannya berita tidak boleh digunakan. Cuma ya itu, agak mubajir saja menggunakan berita sedangkan dana kita cuma kelas ikan teri. Akan sia-sia saja. Pasti akan selalu kalah dibandingkan mereka-mereka yang punya sumber daya besar.