Seperti yang sudah diketahui, alat utama trader itu adalah Analisa Teknikal (TA). Beli dan jual dilakukan berdasarkan sinyal-sinyal dari indikator Analisa Teknikal (TA). Dapat dikatakan TA adalah inti (pusat) dari sistem trading yang digunakan. Ya, TA adalah intinya, yang lain adalah tambahan saja.
Nah, Analisa Teknikal (TA) sendiri adalah statistika. Tepatnya menggunakan prinsip-prinsip statistika. Jadi tidak heran jika sifat ke-tidakmutlak-an statistika juga berlaku pada Analisa Teknikal (TA). Ke-tidakmutlak-an dalam hal ini berarti sinyal-sinyal dari indikator hanyal prediksi. Hanyalah perkiraan.
Jadi amat salah jika menganggap bahwa trading pasti untung jika disiplin mengikuti sinyal-sinyal dari Analisa Teknikal (TA). Sesuai sifatnya yang prediksi, tentu ada ruang untuk salah. Tidak mungkin 100% selalu tepat. Inilah yang harus kita sadari sebagai trader.
Kita harus mengakui bahwa sistem trading kita punya ruang untuk melakukan kesalahan. Kita harus cukup rendah diri untuk menerima bahwa analisa yang kita lakukan tidak mungkin tepat 100%. Selalu ada kemungkinan kita salah analisa.
Sikap mengakui kemungkinan salah ini terkejawantahkan dengan selalu menyediakan pintu keluar (exit plan) dalam sistem trading kita. Pintu keluar yang digunakan ketika ternyata harga bergerak tidak sesuai analisa yang telah dilakukan.
Sikap rendah diri inilah yang akan menyelamatkan modal kita pada hari-hari buruk. Pada hari-hari dimana analisa kita ternyata salah. Sikap merendah yang memungkinkan kerugian seminimum mungkin ketika semua bergerak ke arah yang salah. Sebuah Cut Loss (CL).