Seseorang dianggap tak bersalah hingga pengadilan mengatakannya bersalah.
Kalimat di atas adalah asas praduga tak bersalah yang sering didengungkan ketika seseorang berurusan dalam hukum. Asas praduga tidak bersalah ini diperlukan memang agar hak para terdakwa (tersangka) tetap terlindungi. Juga diperukan agar proses pengadilan berlangsung objektif.
Nah, ternyata dalam dunia trading, asas praduga tak bersalah ini juga harus diterapkan. Tepatnya sih bagi trader pengikut tren (trend follower). Jadi begini:
Tren selalu benar hingga terbukti sebaliknya.
Kalimat di atas merupakan panduan terpenting dalam trading mengikuti tren. Jadi jangan pernah meragukan kesahihan arah tren sebelum terkonfirmasi patah.
Dengan kata lain, sebuah tren dianggap berakhir jika benar-benar telah terkonfirmasi. Jadi seberlawanan apapun pergerakan harga terhadap prediksi tren, abaikan saja.
Misalnya, sudah dianalisa bahwa pergerakan harga berada dalam tren naik (Bullish). Namun pada kondisi terkini, ternyata harga malah bergerak turun. Bingung kan?
Dalam kondisi membingungkan begini, kita harus berpegangan pada arah tren. Abaikan gerakan turun tersebut selama tren masih belum patah. Malah ini adalah kesempatan untuk membeli lebih murah sebelum pada akhirnya harga bergerak naik kembali.
Tentu, seperti telah disinggung, selama tren-nya tidak patah. Nah, jika ternyata pergerakan turun terus berlanjut hingga menjadi pembalikan arah tren. Ya, langsung Cut Loss (CL). Selamatkan modal untuk kembali ikut saat tren kembali bersahabat.
Dan perlu dicatat bahwa penerapan dalam tren turun (Bearish) sama saja. Abaikan gerakan naik dalam tren turun (Bearish). Jika ternyata terus berlanjut jadi tren naik, ya Cut Loss (CL).
Penggunaan asas praduga tak bersalah ini menawarkan hasil yang optimal bagi para trader. Terhindar dari menjual terlalu cepat baik untuk take profit maupun untuk stop loss.
Selamat memanfaatkan asas praduga tak bersalah untuk hasil trading yang lebih optimal.