Sun Tzu: “Jika mengenal musuh dan diri sendiri, kita akan memenangkan semua dari 100 peperangan. Jika kita hanya mengenal diri sendiri dan tidak musuh, maka kita akan memenangkan 50 dari 100 peperangan. Jika kita tidak tahu diri kita maupun musuh, maka kita akan kalah 100 kali dari 100 peperangan.”
Kata bijak Sun Tzu di atas sangat terkenal. Setahu saya, kata-kata inilah yang paling sering dikutip dibandingkan dengan kata bijak Sun Tzu lainnya. Kata-kata ini dapat diterapkan di berbagai bidang namun paling sering kita dengar dalam dunia bisnis. Itu mungkin karena bisnis adalah medan peperangan untuk jaman modern ini. Menurut pengalaman saya, kata bijak dari Sun Tzu ini sangat tepat menjadi pedoman kita dalam berbisnis saham.
Itu karena bursa saham adalah arena pertempuran dalam bentuk kapitalisme yang sempurna – pertempuran antar para pemegang modal secara murni. Nah, untuk konteks tema kita saat ini: Trader atau Investor?, maka kita membahas penggalan kalimat: “mengenal diri sendiri dan tidak musuh, maka kita akan memenagkan 50 dari 100 peperangan”. Ini berarti bahwa jika kita mengenal diri kita, maka kita akan memenangkan setengah dari seluruh pertempuran.
Menurut saya ini titik kritis karena ketika kita dapat memenangkan setengah dari “pertempuran” di pasar saham berarti kita berada di titik impas – keuntungan dan kerugian sama banyak. Jika dapat meningkatkan sedikit saja performansi kita, maka dipastikan keuntungan sudah berada di tangan. Titik ini dapat kita anggap sebagai sebuah pondasi yang kuat – tempat kita berpijak untuk pada akhirnya dapat meraih keuntungan maksimal dari bursa saham.
Jadi jelas mengenal diri kita terlebih dahulu sangat penting dalam berbisnis saham. Adapun titik awal dari mengenal diri ini adalah dengan mengetahui apakah kita ini tipe trader atau investor. Jika kita tidak tahu dari awal tipe kita masuk yang mana, dikhawatirkan bahwa strategi kita akan tercampur-campur sehingga tidak memberikan hasil yang maksimal. Jika kita pakai analogi tangga maka mengetahui kita ini trader atau investor adalah anak tangga pertama.
Iya, tentu saja ada anak-anak tangga selanjutnya seperti tipe trading yang mana (jika kita tipe trader) dan tipe investasi yang mana (jika kita tipe investor). Tapi tanpa melangkah ke anak tangga pertama, tentu kita tidak dapat melangkah ke anak-anak tangga selanjutnya. Jadi, paling awal, kita harus menentukan terlebih dahulu kita ini trader atau investor. Perlu diketahui bahwa strategi untuk trader dan investor sangat berbeda sehingga jika tercampur-campur akan sangat membingungkan.
Trader pada dasarnya adalah orang-orang yang punya horizon waktu yang pendek. Istilah umumnya trader adalah para pedagang yang melakukan jual beli dengan mengharapkan keuntungan capital gain dalam jangka pendek. Investor pada dasarnya adalah orang-orang yang punya horizon waktu yang lebih panjang. Investor biasanya membeli saham dan menyimpannya untuk jangka waktu yang sangat lama dengan niat mengakumulasikan keuntungan yang sangat besar pada akhirnya.
Berdasarkan defenisi tersebut, maka jika kita ingin aktif di pasar dengan sering melakukan jual beli maka kita adalah tipe trader. Jika kita ingin pasif di pasar dengan membiarkan saham yang kita miliki berkembang seiring waktu, maka kita adalah tipe investor. Setelah mengetahuinya, maka kita dapat mulai mempelajari strategi yang tepat – analisis fundamental bagi investor dan analisis teknikal bagi trader.
[…] ini memang akan sangat berguna ketika kita hendak memilih saham mana yang sesuai dengan tipe trading/investasi kita. Misalnya, jika kita ini tipe konservatif, maka tentu saja kita sebaiknya memilih saham yang […]