Sulit. Yup, jujur, memang harus diakui kondisi ekonomi sedang sulit saat ini. Daya beli mulai menurun. Imbasnya laba perusahaan pun melambat. Jelas, ini akan sangat berpengaruh pada harga saham. Dan ini berlaku secara global. Tidak heran jika bursa saham dunia berguguran satu demi satu — bahkan secara bersamaan.
Tentu bagi kita, para pebisnis saham, kondisi saat ini sangat menyulitkan. Harga kebutuhan merangkak naik, sedangkan pendapatan kita terjun bebas. Tentu sudah saatnya kita untuk mengencangkan ikat pinggang. Baik dalam kehidupan nyata sehari-hari maupun dalam bursa saham.
Sehari-hari kita harus mulai berhemat. Mulai mengurangi pengeluaran konsumtif yang tidak perlu. Hanya membelanjakan uang untuk kebutuhan pokok saja — kebutuhan yang harus ada, tidak boleh tidak. Sudah cukup jelas (harusnya) bagaimana mengencangkan ikat pinggang dalam kehidupan kita sehari-hari.
Nah, sekarang mari kita lihat bagaimana mengencangkan ikat pinggang di bursa saham. Mengencangkan ikat pinggang dalam term bursa saham, berarti kita benar-benar berusaha keras untuk melindungi modal kita. Menggunakan segala cara agar modal tidak tergerus secara signifikan.
Hingga pada akhirnya nanti, ketika bursa saham mulai bangkit lagi — dan pasti akat bangkit lagi, kita tidak hanya jadi penonton karena tidak punya modal. Cash is The King. Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mengencangkan ikat pinggang dalam bursa saham:
Libur
Yup, Libur dari transaksi di bursa saham. Ini berarti kita benar-benar menjauh dari bursa saham sampai kondisi kembali membaik. Dijamin modal kita akan benar-benar aman. Tidak akan berkurang se-sen pun. Namun, tentu saja tidak akan bisa tumbuh juga. Toh, resiko di bursa sedang sangat tinggi. Jadi pilihan untuk libur dari bursa cukup masuk akal. Yang penting resiko menjadi nol dalam hal ini.
Tidak Melakukan Average Down dan Average Up
Berhubung dapur harus tetap ngepul — sedangkan pendapatan utama dari bisnis saham, mau tidak mau, kita harus tetap berada di bursa saham. Dalam hal ini, kita harus benar-benar mengecilkan resiko kehilangan modal dalam jumlah yang besar. Nah, untuk meminimalkan resiko ini, Average Down dan Average Up harus dihindari. Average ini akan mengekspose modal kita pada tingkatan resiko yang lebih besar.
Tidak Menggunakan Margin
Nah, ini harusnya sudah cukup jelas. Bahkan dalam kondisi bursa saham kondusif saja, menggunakan margin sangat beresiko — apalagi dalam kondisi yang sedang sulit. Dapat dijamin, jika tetap menggunakan margin dalam bertransaksi saham, maka modal akan sangat cepat habis. Jadi, kencangkan ikat pinggang anda, jangan sekali-kali menggunakan margin.
Batas Cut Loss (CL) Yang Ketat
Pada kondisi kondusif, normal jika memiliki batas Cut Loss (CL) yang longgar. Harga sedang bergerak naik dalam jangka panjang. Resiko relatif kecil dalam hal ini. Pada akhirnya harga akan naik lagi. Sebaliknya, pada kondisi sulit, pada akhirnya harga akan turun lagi. Jadi, sangat penting untung membatasi resiko kehilangan modal sekecil mungkin. Nah, salah satunya adalah dengan mengetatkan batas Cut Loss (CL).
Batas Take Profit (TP) Yang Juga Ketat
Nah, dalam kondisi sulit, selain batas Cut Loss (CL) yang ketat, Batas Take Profit (TP) juga harus ketat. Tidak ada ceritanya Cut Your Loss Short, Let Your Profit Run. Dalam kondisi sulit, kenaikan adalah sementara, penurunan adalah pasti. Jadi bunuh diri namanya jika membiarkan keuntungan lama-lama. Pasti akan turun lagi pada akhirnya. Jadi, mari turunkan juga batas Take Profit (TP) kita.