Lupa siapa yang ngajarin. Jadi ada teknik nawar di daerah Medan sana. Kalo penjualnya ngotot nggak mau menjuah di harga yang kita tawar. Tinggalin saja.
Paling baru beberapa langkah, langsung dipanggil lagi sama penjualnya. Tentu ini jika harga yang kita tawar memang masuk ya. Kalo nggak dipanggil lagi berarti memang nawarnya keterlaluan.
Tapi jangan takut juga nawar keterlaluan. Ya setidaknya kita jadi tahu harga kita terlalu rendah. Bisa sebagai bahan evaluasi untuk menawar lain kali atau pas beli di penjual lainnya.
Nah, begitu pula dengan nawar saham. Kalo memang tawaran kita tidak berhasil ya sudah. Nggak usah dipaksa sampai dapat. Tinggalin saja. Nggak usah dilihat lagi.
Jangan sampai terjebak menaikkan harga beli hanya karna ngebet dengan saham incaran tersebut. Takutnya pas kita dapat sahamnya, harganya sudah terlalu tinggi. Tinggal turunnya saja.
Jangan sampai takut untuk nggak dapat jika menawar. Jika memang harga tawaran kita masuk akal, suatu saat akan dapat juga. Seperti saat penjual menghentikan langkah kita dan akhirnya mau menerima tawaran harga kita.
Jika memang tidak dapat, ya berarti tawaran kita nggak masuk akal. Kita dapat menghitung ulang lagi untuk menemukan harga yang memang masuk akal. Tidak mahal, tapi tidak juga keterlaluan murahnya.
Pada akhirnya kita akan dihadapkan pada dua pilihan. Menaikkan harga (jika hitungan kita sebelumnya keterlaluan murah) atau cari saham lain yang menurut kita mempunyai harga yang lebih layak dibeli (jika hitungan kita sebelumnya sudah pas).
Saya sendiri, lebih sering memilih untuk melakukan yang terakhir. Mencari saham lain yang penjualnya mau menjual pada harga yang saya inginkan. Seringnya dapat juga kok.
Jadi bagaimana, sudah siap menawar saham?