Sesuai judulnya, artikel ini diperuntukkan bagi pemula agar mendapat gambaran apa dan bagaimana itu saham – tepatnya bisnis saham. Tentu, tidak ada larangan untuk membaca bagi yang sudah bukan pemula lagi. Namun, jika sudah lama berbisnis saham, seharusnya sudah tahu apa yang dijelaskan dalam artikel ini. Jadi mungkin membaca artikel ini agak mubajir. Mending langsung melanjutkan untuk memaca artikel-artikel lainnya.
OK, cukup sudah pengantarnya, mari kita (para pemula) mulai berusaha memahami apa itu saham. Mari kita mulai dengan sebuah cerita. Begini, seorang teman anda menghubungi. Dia punya rencana untuk membuka sebuah toko sembako yang membutuhkan modal sebesar 10 juta rupiah. Ternyata dia hanya memiliki uang sebesar 8 juta. Jadi masih ada kekurangan sebesar 2 juta. Dia meminta anda untuk menutupi kekurangan tersebut.
Tentu tidak gratis. Ada imbal hasilnya. Imbal hasilnya adalah persentase kepemilikan sesuai dengan modal yang anda setorkan. Dalam hal ini, anda akan mempunyai kepemilikan terhadap toko sembako tersebut sebesar 20%. Ini diperoleh dari perbandingan total modal yang dibutuhkan (10 juta) dengan modal yang anda tambahkan (2 juta). Kepemilikan 20% ini berarti anda berhak tehadap segala hal dari toko sembako sebesar 20%.
Jika ternyata semua berjalan lancar dan toko sembako tersebut menghasilkan untung, maka anda berhak mendapat 20% darinya. Ternyata, teman anda tersebut memang pebisnis ulung. Setiap bulan toko tersebut mendapatkan untung yang lumayan – sebesar 2 juta sebulan. Ini berarti anda mendapat bagian sebesar 20% dari keuntungan yakni sebesar 400 ribu rupiah tiap bulannya. Anda mendapat 400 ribu sebulan hanya dengan duduk manis. Enak bukan?
Dan ternyata, bukan cuma itu. Teman anda tidak menarik semua keuntungan bagiannya (yang 80%). Dia menggunakan keuntungan bagiannya sebesar 40% untuk terus mengembangkan toko tersebut. Akhirnya, tokopun terus berkembang dan setelah setahun, nilainya meningkat menjadi dua kali lipat (sebesar 20 jt). Ini berarti anda menikmati peningkatan nilai kepemilikan sebesar dua kali lipat juga. Padahal anda hanya menyetor modal diawal saja.
Teman anda tersebutlah yang bercapek-capek menjalankan semuanya. Anda tidak perlu ngapain-ngapain. Hanya duduk manis saja. Ternyata, setelah setahun nilai kepemilikan anda (yang awalnya 2 juta) meningkat dua kali lipat (menjadi 4 juta). Nilai ini didapat berdasarkan kepemilikan 20% – 20% dari nilai total toko (20 juta) adalah 4 juta. Sudah anda menikmati keuntungan sebesar 20% setiap bulan, eh, modal anda juga berkembang dua kali lipat setelah setahun.
Saat ini, anda pasti sedang bahagia sekali bukan? Jelas Sudah betapa untungnya anda menjadi investor pada toko sembako tesebut bukan? Dan ternyata keuntungannya tidak hanya berhenti sampai disini saja. Melihat toko sembako yang terus berkembang, teman lainnya jadi ingin ikut serta dalam bisnis tersebut. Dia melihat bahwa toko sembako tersebut memiliki prospek yang sangat bagus dan akan terus berkembang menjadi sangat besar dalam beberapa tahun kedepan.
Dia-pun mendatangi anda dan membujuk agar anda mau menjual kepemilikan toko tersebut kepadanya. Ternyata, dia bukanlah peminat satu-satunya. Beberapa teman anda juga tampak tertarik untuk mempunyai kepemilikan terhadap toko sembako tersebut. Terjadilah persaingan untuk membeli kepemilikan dari anda. Mereka berani menawar dengan harga diatas harga sekarang. Ini wajar karena mereka melihat potensi toko yang akan terus berkembang.
Akan terus menjadi semakin besar kedepannya. Mereka menawar dengan menggunakan nilai potensi masa depan tersebut. Mereka menaksir bahwa dalam lima tahun kedepan nilai toko sembako tersebut akan menjadi 200 juta. Ini berarti mereka menghitung nilai kepemilikan anda adalah sebesar 20% dari 200 juta yakni 40 juta. Meningkat sebanyak 2000% dari modal awal (2 juta). Tentu, teman anda tersebut tidak akan mau membeli pada harga masa depan tersebut.
Mereka menginginkan ada margin. Ambillah margin yang diinginkan adalah 50%. Berarti anda dapat menjual kepemilikan anda seharga 20 juta. Anda menikmati keuntungan sebesar 1000% dari modal awal yang anda setorkan. Tidak jelek bukan? Tentu anda semakin bahagia saat ini. Nah, ternyata akibat persaingan yang sangat ketat, ada seorang teman anda yang berani menaikkan harga pembeliannya hingga 30 juta.
Ini berarti anda menikmati keuntungan sebanyak 1500% dari peningkatan nilai modal. Anda semakin bahagia bukan? Cerita yang terjadi dalam bursa saham mirip. Untuk lebih memahami bagaimana korelasi dari cerita tentang toko sembako diatas dengan bisnis saham, saya akan kutipkan poin-poin pentingnya dibawah:
Saham adalah Kepemilikan Pada Sebuah Perusahaan
Dalam arti sebenarnya, saham adalah bukti kepemilikan terhadap perusahaan. Ketika anda membeli saham berarti anda sedang membeli kepemilikan terhadap sebuah perusahaan. Ketika anda membeli saham pada saat pertama kali, ini berarti sama dengan anda menyetorkan modal kepada teman anda yang membuka toko sembako tersebut. Membeli saham berarti anda membeli hak kepemilikan pada sebuah perusahaan.
Deviden dari Saham
Kemudian perusahaan yang menerbitkan saham tersebut ternyata mendapat untung. Diputuskan bahwa mereka akan membagikan keuntungan (deviden) kepada para pemilik saham. Ini sama dengan ketika toko sembako memperoleh keuntungan dan anda mendapat bagian dari keuntungan tersebut sebesar persentase modal yang disetorkan dari total modal keseluruhan. Besarnya deviden inipun akan sesuai dengan prosentase nilai saham anda terhadap total nilai perusahaan.
Kenaikan Nilai Saham
Seperti halnya dengan toko sembako yang terus berkembang dimana nilai modal anda terus meningkat seiring kemajuan toko sembako tersebut. Demikian juga dengan nilai saham anda. Ternyata, perusahaan (yang anda beli sahamnya) terus berkembang hingga nilainya pun terus naik. Ini berarti anda sebagai pemegang saham akan turut menikmati nilai kenaikan tersebut sebanyak persentase saham yang anda miliki. Biasanya tercermin dalam nilai saham yang terus naik.
Nilai Masa Depan Saham
Dan belum berhenti disini. Banyak orang berpendapat bahwa perusahaan tersebut akan terus berkembang dan nilainya akan terus melejit beberapa tahun kedepan. Banyak yang berminat untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Mereka berani membeli mahal karena yakin akan prospek perusahaan kedepannya. Ini sama dengan ketika teman-teman anda berminat untuk membeli kepemilikan anda dengan harga yang lebih mahal.
Nilai Popularitas Saham
Saking menariknya sebuah saham, banyak orang bersaing untuk membeli hingga akan mendorong harga saham terus naik. Ini karena mereka berani membeli diharga yang lebih tinggi dari pesaingnya. Tentu ini dimaksudkan agar berhasil membeli saham tersebut. Ini sama dengan ketika teman-teman anda sedang bersaing untuk membeli hak kepemilikan toko sembako dengan nilai masa depannya. Mereka akan berusaha memenangkan persaingan dengan meningkatkan harga beli.