Mari kita mulai dengan cerita dulu. Cerita saat panas-panasnya apakah subsidi BBM dikurangi atau tidak. Seorang teman pernah mengatakan bahwa pengurangan subsidi yang dilakukan Jokowi tidak tepat waktunya. Harusnya nunggu kondisi ekonomi kondusif dulu. Pengurangan subsidinya sendiri memang harus. Tapi waktunya belum tepat.
Begitulah argumen sang teman. Dan saat itu, saya ikut mengamininya. Saat itu, saya juga berpendapat sama. Kondisi ekonomi yang sedang susah bakal jadi tambah susah karena kenaikan BBM. Alangkah lebih bijaknya menunggu agar kondisi ekonomi membaik dulu sebelum Jokowi memutuskan untuk mengurangi subsidi.
Namun, ternyata benar waktu dapat mengubah apapun. Termasuk pendapat saya yang dulu setuju agar pengurangan subsidi ditunda dulu. Setelah dipikir-pikir, sekarang ini, saya punya pendapat berbeda. Tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk mengurangi subsidi. Ekonomi tidak akan pernah dianggap cukup baik untuk kebijakan yang memang tidak populis tersebut.
Selalu ada alasan mengatasnamakan “penderitaan” rakyat untuk menunda kenaikan harga BBM. Tidak akan pernah ada sebuah ekonomi yang kondusif. Bahkan sampai saat ini banyak yang berpendapat bahwa ekonomi kita masih awut-awutan. Padahal, secara objektif sih, kondisi ekonomi cukup baiklah. Tidak terlalu bagus, tapi tidak terlalu jelek juga.
Jika menunggu waktu yang tepat, maka pengurangan subsidi BBM tidak akan pernah jadi dilakukan. Wong, ekonomi tidak pernah dianggap kondusif kok. Kan repot tuh. Padahal jelas saya dan sang teman berpendapat bahwa pengurangan subsidi itu memang sebuah keharusan. Semakin lama ditunda ya semakin amsyong negara ini.
Jelas semua ini karena efek jangka pendek pengurangan subsidi BBM memang selalu buruk. Tidak peduli kapanpun dilakukan pengurangan subsidi BBM tersebut. Jadi memang sudah tepat yang dilakukan Jokowi. Begitu kepikiran mengurangi subsidi. Ya langsung dilakukan. Tidak pake nunggu-nunggu waktu yang tepat — yang memang tidak akan pernah ada.
Nah, tentu agar tidak OOT, sekarang mari kita cari hubungannya dengan Bisnis Saham. Apa sih hubungan cerita tentang pengurangan subsidi BBM tersebut dengan saham? Ada dan erat kaitannya. Terutama tentang filosofi bahwa tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk mengurangi subsidi BBM.
Ketika saat ini anda sedang pikir-pikir untuk mulai trading/investasi saham. Namun masih ragu-ragu karena merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat dengan berbagai pertimbangan tentunya. Semisal harga saham yang sedang turun. Modal yang belum cukup besar. Dan banyak alasan lainnya yang menunda anda untuk terjun ke bursa saham.
Belajarlah dari cerita pengurangan subsidi BBM sebelumnya. Tidak akan ada waktu yang tepat untuk memulai Bisnis Saham. Selalu ada saja alasan untuk tidak memulai. Lebih baik abaikan kebimbangan-kebimbangan yang ada. Jangan tunggu sampai tidak ada alasan untuk menunda. Alasan itu akan selalu ada.
Alasan untuk menunda tidak akan pernah hilang atau habis. Sama halnya seperti pelaksanaan pengurangan subsidi. Tidak akan ada waktu paling tepat untuk memulai Bisnis Saham. Jika terus menunggu hingga waktu yang paling baik, kemungkinan besar malah tidak akan pernah mulai. Karena waktu terbaik itu memang tidak pernah ada.
Saran saya. Jika memang sudah ada niat untuk Bisnis Saham. Segera bertindak saat ini. Sekarang juga. Segera datang ke sekuritas dan buka akun. Kemudian mulai melakukan transaksi. Tentu saja jangan menggunakan modal yang besar dulu. Cukup modal yang kecil saja. Yang penting kita sudah mulai. Nanti jika sudah menguasai medan, baru tambahkan modal.