Sebagai investor/trader di pasar saham, kita seharusnya sudah familiar dengan FTSE, Nikkei, NASDAQ, Dow Jones, atau IHSG. Kesemuanya adalah sebuah label yang menunjukkan nilai harga rata-rata dari sekumpulan saham dengan kriteria tertentu. Label ini lebih dikenal sebagai indeks. Indeks paling umum adalah indeks pasar saham yang merepresentasikan secara statistik nilai harga rata-rata dari semua saham anggotanya.
Contohnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) – IHSG merepresentasikan nilai harga rata-rata dari semua saham yang terdaftar dalam pasar saham Indonesia (IDX/BEI/JKSE/BEJ). Contoh lainnya adalah indeks NYSE yang merepresentasikan nilai harga rata-rata dari semua saham yang terdaftar di pasar saham New York. Tentu pertanyaan lebih lanjut adalah:
Apa gunanya megetahui indeks pasar saham sedangkan kita hanya membeli dan menjual saham bukan indeks?
Jawabannya adalah indeks bisa sangat berguna sebagai alat bantu untuk melakukan trading atau investasi di pasar saham. Indeks dapat memberikan gambaran secara cepat tentang kondisi pasar sehingga dapat membantu kita dalam mengambil keputusan. Secara sederhana, indeks pasar saham dapat memberitahu apakah pasar dalam kondisi tren naik (up-trend/bullish), tren turun (down-trend/bearish), atau tanpa trend (non-trend/sideways).
Secara umum – walau tidak mutlak – jika pasar dalam kondisi tren naik dapat dipastikan saham-saham di dalamnya juga dalam tren naik. Sebaliknya, demikian juga pada saat tren turun atau tanpa tren, dapat dianggap bahwa saham didalamnya juga mengalami tren yang sama. Tentu ini sangat membantu kita untuk membuat keputusan secara cepat terhadap trading/investasi kita.
Walau indeks pasar saham dapat sangat membantu, perlu di-ingat bahwa indeks adalah hasil dari perhitungan statistical dari semua saham berdasarkan kriteria tertentu. Ini berarti ada kemungkinan bahwa saham tertentu mempunyai tren yang berbeda dengan tren indeks. Yeah, sangat memungkinkan bahwa ada saham yang dalam tren turun (bearish) walau indeks dalam tren naik (bullish) dan sebaliknya.
Tapi tetap saja indeks pasar saham akan sangat membantu karena (biasanya) saham dengan tren yang berbeda hanya minoritas. Sebagian besar saham-saham akan bergerak sesuai dengan tren indeks. Oleh karena itu indeks pasar saham masih sangat perlu diperhatikan ketika kita melakukan trading/investasi di pasar saham.
Untuk lebih mengerti tentang indeks pasar saham, mari kita perhatikan rumus statistik berikut:
Indeks = Σ (P x V x 100/D)
Rumus statistik di atas yang digunakan untuk menghitung nilai indeks. P adalah harga saham. Tolong dicatat bahwa harga saham ini mewakili harga saham di pasar regular. V adalah volume saham. D adalah nilai dasar saham yang selalu dikalkulasi untuk tiap aktivitas emiten (corporate action) – misalnya de-listing, listing, right issues, warrant, dll. Kalkulasi indeks ini dilakukan secara real-time sehingga akan sangat membantu kita untuk mengetahui kondisi terkini dari pasar.
Berdasarkan pengalaman saya, indeks pasar saham ini akan sangat berguna ketika kita melakukan strategi top-bottom. Strategi top-bottom adalah sebuah strategi dimana kita melakukan analisa dimulai dari aspek yang paling umum (makro) dan diakhiri oleh aspek yang lebih detail (mikro). Dalam proses analisa ini, indeks akan sangat berguna untuk membaca kondisi pasar saham keseluruhan dan juga secara sektoral.
Kombinasi analisa pasar saham dan sektoral akan sangat berguna. Ada anggapan bahwa jika kita memilih untuk berinvestasi pada saham yang terdaftar di dalam pasar saham dan sektoral yang sedang bertumbuh, maka dianggap kita sudah pasti akan untung. Betapa bergunanya indeks pasar saham ini bukan?
[…] 1897, Charles Dow membuat nilai rata-rata pasar untuk industri dan bisnis kereta api (mirip dengan indeks untuk jaman sekarang). Indeks industri terdiri dari 12 saham blue chip dan indeks kereta api […]