Biasanya itulah jawaban yang diberikan jika ditanya apa yang ditakuti oleh para trader. Ada benarnya juga sih. Cut Loss berarti menanggung kerugian. Dan rugi adalah musuh utama para trader.
Tapi bagi trader (terutama yang sudah berpengalaman), cut loss bukanlah hal yang luar biasa lagi. Cut loss adalah makanan sehari-hari yang sudah menjadi teman, bukan lagi musuh yang ditakuti.
Cut loss bahkan telah menjadi sahabat terbaik yang selalu berhasil menyelamatkan para trader dari kehabisan modal. Atau bahkan seorang sahabat yang mengingatkan agar trader tidak terjerumus lebih dalam.
Lantas, apa yang paling ditakutkan Trader?
Yang paling ditakutkan trader dalah tidak ikut ketika harga bergerak naik. Inilah kerugian yang nyata bagi para trader. Bukan ketika melakukan cut loss.
Apalagi ternyata gerakan naik tersebut berkelanjutkan dalam jangka panjang. Wah, sangat besar kerugiannya. Tepatnya hilangnya potensi keuntungan yang harus dinikmati.
Mengapa demikian? Toh kan bisa ikut di tengah jalan?
Sayangnya tidak. Biasanya sistem trading hanya mengeluarkan sinyal beli di awal, setelahnya tidak ada sinyal beli lagi sampai keluar sinyal jual. Jadi mustahil untuk ikut ditengah jalan jika disiplin terhadap sistem trading.
Memang bisa saja melanggar sistem trading dan akhirnya menikmati keuntungan yang lumayan. Namun, ini akan sangat berbahaya untuk jangkap pajang.
Trader akan ketagihan untuk melanggar sistem trading. Dan pada gilirannya, bang! Suatu saat pasti terjebak dalam kerugian yang signifikan karena tidak lagi disiplin mengikuti sistem trading.
Hem, ok deh. Ternyata memang wajar jika tidak ikut saat naik yang paling ditakuti trader.
Yup, demikianlah adanya. Hal tersebut bukan hanya ditakuti karena kehilangan potensial keuntungan yang tidak terbatas. Tapi juga karena efek terhadap psikologi trader yang sangat merusak.
Seperti yang telah disinggung sebelumnnya. Jika tidak kuat, akan merusak disiplin terhadap sistem trading yang pada gilirannya akan menghasilkan kerugian yang lebih besar lagi.
Selain itu juga dapat berakibat trader kejangkitan takut ketinggalan kereta. Sehingga akan terburu-buru untuk beli walau sinyal beli yang muncul masih lembah.
Jadi bagaimana solusinya?
Solusinya ya itu, harus menganggap bahwa tidak ikut dalam kenaikan adalah sesuatu yang wajar. Sama wajarnya dengan melakukan cut loss. Dengan demikian psikologi para trader akan menjadi lebih kuat dan dapat jernih dalam menghadapi hal yang paling ditakutkan tersebut.
Kalo menghindari?
Ya nggak mungkinlah selama masih memakai Analisa Teknikal (TA) yang punya tingkat presisi sangat rendang. Pasti akan selalu kejadian saatnya kita ditinggalkan harga yang naik.