Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin
Adegium ini sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Adegium ini menceritakan bahwa orang yang sudah kaya terus mengakumulasi kekayaannya. Sebaliknya, orang yang miskin juga ternyata terus mengakumulasi kemiskinannya. Alhasih, kaya makin kaya, miskin makin miskin.
Namun jika ditelisik lebih mendalam. Hal ini terjadi karena pola kehidupan yang dilakukan oleh si kaya dan si miskin. Akan semakin jelas jika dilihat di bursa saham. Si kaya makin kaya, si miskin makin miskin — jika dan hanya jika si kaya melakukan dengan benar dan si miskin melakukan dengan salah.
Jika keduanya — si kaya dan si miskin — melakukan dengan benar maka semua akan semakin kaya seiring waktu. Si kaya makin kaya. Si miskin makin kaya. Demikian juga jika si kaya melakukannya dengan salah dan si miskin melakukannya dengan benar. Niscaya si kaya makin miskin, si miskin makin kaya.
Jika keduanya melakukannya dengan salah maka semua akan semakin miskin. Berdasarkan pengalaman Sekolah Saham selama ini, itulah yang terbaca dari bursa saham. Bursa saham mengajarkan tidak ada yang pasti. Termasuk adegium yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskn. semua tergantung dari cara kita melakukan.
Yup, hasil ditentukan oleh apa yang kita lakukan. Bukan seberapa kaya kita saat memulai. Lah, harusnya bedalah. Kalo modalnya besar kan untungnya akan lebih besar juga. Iya betul, tapi ruginya juga akan lebih besar. Dan lagian kita sedang bicara dalam konteks semakin kaya atau semakin miskin.
Tidak peduli seberapa banyak modal (sebarapa kaya anda) saat memulai dalam bursa saham. Jika melakukannya dengan salah, anda akan semakin miskin. Jika melakukannya dengan benar, anda semakin kaya. Bursa Saham itu sangat adil bagi semua orang.