Trader saham itu memang harus ikhlas. Harus menguasai ilmu ikhlas tingkat tinggi.
Gimana tidak? Pas untung saja kalo tidak bisa ikhlas pasti akan merasa rugi. Apalagi ketika beneran rugi. Ini beneran lho. Bukan becanda.
Jadi begini. Pada trading saham itu hampir mustahil untuk meperoleh keuntungan yang maksimal dari sebuah pergerakan harga. Hampir mustahil untuk dapat membeli di harga terendah dan menjual di harga tertinggi.
Jika ternyata pernah melakukannya, percayalah, itu hanya keberuntungan saja. Sulit untuk mengulanginya atau melakukannya secara konsisten terus menerus dalam waktu yang lama.
Yang mungkin dalam trading saham itu adalah mendapatkan hasil optimal bukan maksimal. Yang dapat dilakukan adalah membeli di harga agak rendah dan menjual di harga yang agak tinggi. Inipun perlu perjuangan keras.
Nah, jika kita tidak dapat menerima hal ini dan tetap merasa bahwa hasil maksimallah yang patut dikejar, maka jelas ketika untungpun kita akan merasa rugi. Merasa rugi karena tidak berhasil membeli di harga terendah dan menjual di harga tertinggi.
Kita akan terus memikirkan soal selisih keuntungan karena tidak dapat membeli pada harga terendah dan menjual pada harga tertinggi. Kita akan terus menyesalinya hingga dapat mempengaruhi psikologi pada trading-trading selanjutnya.
Tentu ini akan sangat berbahaya. Penyesalan adalah salah satu dosa tak terampuni bagi trader. Begitu terkena, maka siap-siap saja trading kita menjadi kacau. Alih-alih hasil maksimal, hasil optimal saja tidak akan tercapai.
Makanya kita harus memahami bahwa yang memungkinkan itu adalah hasil optimal. Bukan hasil maksimal. Kita harus benar-benar dapat ikhlas untuk tidak membeli pada harga terendah dan tidak menjual pada harga tertinggi.
Trader saham memang harus menguasai ilmu ikhlas.