Rigid sekaligus adaptif. Kedengarannya mustahil bukan? Bagaimana mungkin rigid tapi juga adaptif? Bagaimana mungkin kaku sekaligus fleksibel? Tapi begitulah. Berdasarkan pengalaman Sekolah Saham selama ini. Trader Saham itu harus rigid sekaligus adaptif.
Rigid sekaligus adaptif agar kegiatan trading saham yang dilakukan dapat menghasilkan hasil yang optimal. Tidak usah bingung dulu. Memang kelihatannya rigid sekaligus adaptif, hal yang mustahil. Tenang saja. Tidak semustahil kelihatannya kok.
Rigid sekaligus adaptif itu sudah seharusnya bagi para trader saham. Rigid mengikuti apa-apa yang sudah kita rencanakan. Kuncinya rencana yang disusun haruslah adaptif terhadap perubahan. Jadi, rigid sekaligus adaptif berarti rigid mengikuti trading plan sementara trading plan-nya sendiri adaptif.
Sudah jelas bukan, rigid sekaligus adaptif itu memungkinkan — setidaknya bagi trader saham. Dalam hal ini, penyusunan trading plan harus agar memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi. Harus menghitung bahwa perubahan selalu ada dan dapat mengikutinya.
Setelah trading plan jadi, tidak ada kompromi lagi, kita harus mengikutinya secara saklek — secara rigid — ketika sebuah transaksi berjalan. Jika dibutuhkan perubahan dalam trading plan, dilakukan setelah transaksi selesai. Beginilah sehingga seorang trader saham itu bisa jadi rigid sekaligus adaptif.