Mari kita lihat dulu tokoh dalam artikel kali ini, Sniper dan Rambo. Pertama mari kita perhatikan sang Rambo. Rambo adalah tokoh rekaan dalam film aksi holywood yang diasosiasikan sebagai manusia super yang dapat menyerang ke sarang musuh seorang diri secara terang-terangan, brutal, dan akhirnya menang dengan mutlak. Ya, semua musuh dihabisi seorang diri dengan berhadap-hadapan. Tanpa strategi, hanya tembak, tembak, dan tembak. Tidak masuk akal sebenarnya.
Dilain pihak, sniper adalah sebuah hal nyata. Sniper dinisbatkan kepada seseorang atau tim dalam suatu pasukan tempur yang mempunyai tugas dan cara kerja yang sangat khusus. Sniper dapat digambarkan dengan empat kata yakni rencana, kamuflase, akurasi, dan efisiensi. Rencana berarti seorang sniper telah membuat rencana yang sangat detil bagaimana mengeksekusi target sejak jauh hari. Kamuflase berarti sniper selalu berusaha agar gerakannya tidak terdeteksi oleh orang lain.
Akurasi berarti sniper harus berusaha setiap tembakannya tepat sasaran. Istilahnya satu peluru untuk satu target. Efisiensi berarti pergerakan seorang sniper harus selalu berarti meningkatkan probabilitas mengeksekusi target. Tidak ada gerakan yang sia-sia dari seorang sniper. Namun pada akhirnya yang terpenting adalah bukan keempat kata tersebut melainkan mental dari sang sniper. Mentalnya harus kuat untuk dapat menjalankan semuanya dengan tepat.
Berdasarkan pengalaman saya, seorang trader saham itu punya cara kerja yang amat mirip dengan seorang sniper alih-alih sang Rambo. Seorang trader saham bekerja dalam kesunyian seorang diri. Memperhatikan semua pergerakan dalam bursa saham dengan mata setajam mata elang dari ketinggian. Begitu melihat sang target yang lengah. Bam! Tembakan seketika dilepaskan. Target harus dieksekusi dengan satu tembakan.
Seperti halnya seorang sniper, trader saham juga telah mempersiapkan rencananya jauh-jauh hari dalam bentuk sistem trading. Peluru telah disiapkan yakni uang. Senjatanya adalah analisis teknikal (TA). Trader saham menggunakan analisis teknikal untuk membidik sasaran. Ketika ada sinyal darinya, maka seorang trader akan menembakkan peluru ke target saham – dibeli atau dijual. Dalam hal ini akurasi dan efisiensi harus tinggi dalam artian salah beli atau jual harus sangat minimal.
Pada akhirnya, seperti seorang sniper, hal terpenting agar semua dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana yang ada dalam sistem trading, adalah kekuatan mental sang trader. Seorang trader harus kuat untuk menghadapi berbagai godaan yang ada dalam bursa saham. Harus kuat untuk tetap berpegangan pada sistem tradingnya sampai akhir. Dari gambaran ini, jelaslah sudah mengapa seorang trader saham itu adalah seorang sniper dan bukan sang Rambo.