Seperti yang sudah pernah dibahas, pergerakan harga saham itu tidak linear. Pergerakan saham itu lebih condong cilcular atau dalam bahasa kerennya bergerak dalam siklus tertentu. Ini berarti selalu ada naik dan turun.
Walau tidak menutup kemungkinan juga pada suatu waktu, harga saham tidak bergerak atau bergerak mendatar. Tapi ujungnya tetap selalu naik atau turun. Bullish atau Bearish.
Nah, jika diperhatikan lagi secara seksama. Ternyata lamanya kejadian Bullish dan Bearish tidak simetris. Seringnya, Bullish berlangsung lebih lama dibandingkan Bearish. Ini bicara jangka waktu yak. Bukan besarnya nilai naik atau turun.
Fonamena ini lebih kepada psikologis pelaku pasar sih. Psikologis yang bernama khawatir atau rasa takut. Ya, rasa takut ini hadir baik dalam Bullish maupun Bearish. Hanya saja efeknya berbeda.
Pada saat Bullish, pada khawatir itu hanya Bullish palsu atau Bullishnya sudah selesai. Pada takut-takut untuk beli. Jikapun beli, belinya sedikit-sedikit. Ada juga yang begitu naik sedikit, langsung jual. Takut bakal turun. Jadi tidak heran jika gerakan naik Bullish menjadi agak tertahan-tahan. Gerakannya jadi naik pelan-pelan.
Pada saat Bearish, pada khawatir akan terus turun lebih dalam. Pada takut akan mengalami kerugian lebih besar lagi. Makanya pada buru-buru menjual. Bahkan kadang tidak peduli pada harga berapa, yang penting laku. Takut keburu modal habis. Jadi tidak heran bahwa gerakan turun Bearish sangat cepat. Terjun bebas.
Sekarang sudah paham bukan mengapa seringnya gerakan naik (Bullish) berlangsung lebih lama dibandingkan gerakan turun (Bearish) bukan? Yup, betul. Ketika Bullish naiknya pelan-pelan sehingga lebih lama sampai tujuan. Sebaliknya, ketika Bearish, turunnya cepat sehingga lebih lekas sampai tujuan. Dan semuanya disebabkan rasa takut.