Trader itu kerjaannya (harusnya) meminimalkan resiko. Yup, hanya meminimalkan resiko, bukan yang lain-lain seperti mengejar keuntungan maksimal. Juga bukan untuk menghilangkan resiko karena resiko akan selalu ada. Sudah memang begitu — dalam hal apapun pasti resiko itu tetap ada.
Dan mengejar keuntungan yang maksimal juga tidak perlu. Keuntungan maksimal dengan sendirinya akan tercapai jika kita telah berhasil meminimalkan resiko dalam trading. Jadi, jelas sudah bahwa yang harus kita lakukan (sebagai trader) adalah mencari cara bagaimana agar resiko menjadi seminimal mungkin.
Agar menjadi lebih jelas, mari kita lihat sebuah contoh. Betapa sering kita mengalami “kerusakan” mental (ya, kembali kita bicara faktor psikologis dalam hal ini) karena setelah menjual, eh harganya malah terbang. Penyesalannya itu tujuh turunan. Sangat merusak psikologi kita sebagai trader.
Nah, seperti yang sudah disinggung, tentu kita tidak bisa menghilangkannya. Hal ini akan terus terjadi selama kita trading. Namun, kita dapat meminimalkannya. Kita dapat memanfaatkan auto order dalam hal ini. Ketika sinyal jual keluar, kita pasang auto order.
Auto order dengan kondisi bahwa posisi akan dijual jika dan hanya jika harga turun 1 tick dari harga pada saat sinyal jual tersebut muncul. Dengan kondisi ini, niscaya posisi kita tidak akan hilang dan tetap ikut jika ternyata setelahnya harga langsung naik lagi.
Memang, jika ternyata turun dulu, kemudian naik lagi. Posisi kita tetap akan hilang. Dan kembali kita akan mengalami penyesalan. Namun, setidaknya resiko penyesalan tersebut telah berkurang satu. Toh, seperti yang telah dikatakan diatas, mustahil untuk menghilangkan resiko sama sekali.
Yang bisa kita lakukan cuma mengurangi resiko saja. Meminimalkan resiko. Dan kita telah berhasil mengurangi satu faktor yang dapat membuat kita menyesal dalam hal ini. Dengan contoh diatas, harusnya sudah cukup jelas bagaimana kita meminimalkan resiko dalam trading bukan?