Seringnya, netral itu hanya utopia. (Seringnya) tidak ada yang benar-benar netral. Biasanya sudah punya posisi sejak dari awal. Sudah berpihak sejak dari dalam pikiran. Jikapun ada yang bilang netral, biasanya cuma lip service saja. Hanya ucapan di bibir saja. Namun, lain dengan bursa saham. Berdasarkan pengalaman Sekolah Saham, Tuan Pasar itu sangat netral. Tuan Pasar tidak akan pernah berpihak. Kalopun berpihak, dia hanya berpihak pada dirinya sendiri.
Tuan pasar tidak memandang anda itu siap. Tidak melihat seberapa besar modal anda. Tidak melihat seberapa rajin anda trading di bursa. Bahkan dapat dikatakan Tuan Pasar itu tidak mau tahu anda itu siapa. Selama anda menuruti keingannya, keuntunganlah yang diperoleh. Selama anda terus melawan keingannya, kerugianlah ganjarannya. Sesederhana itu. Jadi tidak benar itu bursa saham hanya untuk yang bermodal raksasa.
Seberapa besarpun modal anda, jika tidak bergerak sesuai keinginan Tuan Pasar ya (pada akhirnya) akan habis juga. Juga tidak benar bahwa bursa saham itu hanya bagi orang pintar saja. Sepintar apapun anda jika tidak mengikuti apa hendaknya Tuan Pasar, ya pasti akan bangkrut (pada akhirnya). Contoh yang paling nyata adalah Einstein. Tidak ada yang meragukan kepintaran beliau. Tapi di bursa saham, dia hancur lebur.
Sepengetahuan Sekolah Saham, Einstein (pada akhirnya) rugi besar di bursa saham karena bersikap arogan. Merasa cukup pinter untuk mendikte pergerakan harga saham. Merasa dapat mendikte Tuan Pasar. Sikap arogan adalah salah satu yang paling dibenci Tuan Pasar. Al hasih, Einstein pun dihancurkan tanpa ampun. Dihajar hingga minta ampun. Einstein meninggalkan bursa saham dengan penuh luka. Itu semua karena arogansi.
Jadi, dapat dikatakan bahwa tidak penting anda siapa. Yang penting adalah anda tahu apa keinginan Tuan Pasar dan kemudian mengikutinya. Itulah kunci untuk menjadi sang pemenang di bursa saham. Tuan Pasar itu sangat netral. Dia tidak peduli anda siapa. Selama mengikuti keinginannya ya diganjar dengan hadiah (keuntungan). Sebaliknya, selama melawan keinganannya, ya diganjar dengan hukuman (kerugian). Tuan Pasar tidak memandang anda itu siapa.
Nah, sekarang seharusnya kita sudah tahu apa yang harus dilakukan agar sukses dalam bursa saham. Yup, betul sekali. Kita harus mencari cara agar selalu tahu apa keinginan Tuan Pasar. Jikapun tidak dapat selalu, setidaknya dapat tahu keinginan Tuan Pasar pada sebagian besar waktu. Dan harus selalu bersedia minta maaf jika ternyata kita terbukti telah melawan keinginan Tuan Pasar. Jangan pernah ragu untuk mengaku salah.
Untuk mengetahui keinginan Tuan Pasar, kita dapat menggunakan Analisa Teknikal (TA) sebagai alat bantu. Banyak indikator Analisa Teknikal (TA) tersedia yang dapat digunakan untuk mengetahui keinginan Tuan Pasar. Apakah sedang ingin bergerak naik, bergerak turun, atau malah bergerak mendatar. Setelah tahu, kita tinggal mengikutinya saja. Inilah yang dikenal sebagai teknik trading paling aman. Teknik trading pengikut tren (trend follower).
Namun, menggunakan Analisa Teknikal (TA) untuk mengetahui keinginan Tuan Pasar mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah kita akan sering salah. Konsekuensinya kita akan sering berada dalam situasi telah melawan keinginan Tuan Pasar. Dalam situasi inilah dibutuhkan kerendahan hati. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kita harus selalu bersedia untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf pada Tuan Pasar.
Meminta maaf dengan cara mengakhiri posisi kita yang (ternyata) melawan keinginan Tuan Pasar. Melakukan Cut Loss. Rugi yang kita tanggung dalam hal ini adalah upeti untuk sebuah kata maaf dari Tuan Pasar. Setelah minta maaf dan membayar upeti, jangan larut dalam penyesalan atau ketakutan. Segera bergerak kembali. Langsung bergerak mengikuti apa maunya Tuan Pasar. Bergerak selaras dengan pergerakan Tuan Pasar.