Sering terjadi salah kaprah dalam dunia per-trading-an. Orang-orang menganggap suatu saham layak dibeli untuk ditradingkan ketika harganya sudah murah.
Jadi, dalam hal ini, fokus lebih kepada harga saham. Lebih kepada membandingkan harga saham terkini dengan harga-harga historisnya. Harga-harga sebelumnnya.
Jika dirasa harga telah turun cukup jauh dari harga historisnya, maka dianggap saham tersebut telah cukup murah untuk kemudian ditradingkan.
Cukup murah untuk kemudian dibeli dan kemudian dijual ketika harga naik kembali menuju harga lebih tinggi yang pernah dicapai sebelumnnya.
Dan kemudian para trader bengong ketika ternyata harga bergerak lebih rendah lagi. Harga ternyata terus bergerak turun setelah dibeli pada harga yang dianggap murah.
Pandangan nanar pasrah melihat kerugian yang terus menebal. Dan itu bukan titik akhir. Penurunan masih terus berlanjut hingga kerugianpun teruss bertambah.
Apakah yang salah? Bukankah pas dibeli, harga sudah turun sangat dalam? Seharusnya tidak mungkin lebih turun lagi.
Disinilah letak kesalahan terbesar para trader. Ini adalah salah kaprah terbesar para trader.Trader seharusnya tidak fokus pada harga. Itu bagiannya para investor bukan trader. Sebagai trader harusnya fokus pada pergerakan harga.
Apakah harga bergerak naik, mendatar, atau turun.
Jadi trader membeli bukan kerana harga saham sudah murah. Melainkan karena harga akan atau sedang bergerak naik.
Sebaliknya, trader menjual bukan karena harga saham sudah mahal. Melainkan karena harga akan atau sedang bergerak turun.
Hal sederhana ini harus dipahami oleh para trader agar dapat menikmati hasil maksimal dari trading yang dilakukan. Agar trader jangan sampai salah kaprah hingga menyebabkan kerugian demi kerugian dalam trading yang dilakukan.
Trader itu membeli bukan karena harga sudah murah, melainkan karena harga akan atau sedang bergerak naik kedepannya. Fokus pada arah pergerakan harga bukan pada harga itu sendiri.
Jadi, strategi yang tepat bagi trader adalah mencoba mencari tahu arah pergerakan harga bukan mencari tahu apakah harga sudah murah atau mahal.
Alat bantu yang digunakan pun harus disesuaikan untuk tujuan tersebut. Alat bantu tersebut harus dapat mendeteksi arah pergerakan harga alih-alih murah atau mahalnya harga saham.