Mari kembali ber-analogi untuk memahami filosofi dalam berbisnis saham. Kali ini mari ambil analogi dari sebuah cabang olahraga yang dikenal luas yakni lari. Seperti yang kita ketahui ada dua jenis olahraga lari yang punya filosofi bertolak-belakang – Marathon dan Sprint. Marathon dikenal sebagai olahraga lari yang lebih berorientasi kepada daya tahan dibanding kecepatan. Sebaliknya, Sprint dikenal sebagai olahraga yang lebih berorientasi kepada kecepatan dibanding daya tahan.
Filosofi Marathon adalah sebuah perjuangan jangka panjang dengan tingkat kemajuan sedikit demi sedikit namun terus berlangsung tanpa henti. Sedangkan, filosofi Sprint adalah sebuah perjuangan jangka pendek dengan tingkat kemajuan instan dan setelahnya selesai. Dari kedua filosofi ini tentu sudah mulai ada sedikit gambaran bagaiman hubungannya dengan bisnis saham. Anda mungkin langsung terbayang beda antara investor dan trader.
Sekilas memang tampak bahwa filosofi Marathon lebih mendekati bagaimana seorang investor saham berproses. Sedangkan filosofi Sprint lebih mendekati bagaimana seorang trader saham berproses. Ya, sudah diketahui luas bahwa seorang investor lebih berorientasi hasil jangka panjang sedangkan seorang trader lebih berorientasi hasil jangka pendek. Secara umum pandangan ini ada benarnya. Namun dari pengalaman saya, tidak selalu begitu.
Trader pun pada akhirnya harus berorientasi jangka panjang jika ingin meraih profit yang konsisten terus menerus. Ke-konsistenan ini akan sangat sulit diperoleh jika masih berorientasi jangka pendek. Nah, karena inilah dalam artikel ini saya tidak membedakan mana investor, mana trader. Kita semua adalah orang yang sedang berbisnis di bursa saham. Singkatnya, kita semua adalah pebisnis saham. Berbisnis untuk memperoleh hasil memuaskan yang berlangsung dalam jangka panjang.
“Berlangsung dalam jangka panjang” adalah kata kunci dalam hal ini. Kata kunci ini memberitahu kita bahwa bisnis saham lebih tepat dijalankan dengan menggunakan filosofi Marathon. Bisnis saham adalah sebuah perlombaan yang berlangsung sangat panjang – jika tidak mau dikatakan berlangsung selamanya – yang amat membutuhkan daya tahan. Tanpa daya tahan, mustahil untuk bertahan. Kita harus menjaga ritme agar dapat terus berbisnis.
Tidak mengapa kemajuan yang diperoleh hanya sedikit selama berlangsung terus menerus tanpa pernah berhenti. Sayangnya, sering kita (terutama para trader) malah menggunakan filosofi Sprint. Berusaha menghasilkan keuntungan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Mungkin sesekali berhasil namun jika diakumulasi dalam jangka panjang, sebenarnya kita merugi. Tentu jika bisnis merugi, tinggal menunggu bangkrut saja bukan?
Oleh sebab itu, saya mengajak agar para pembaca sekolah saham ini lebih mengedepankan hasil jangka panjang. Orientasi kita dalam berbisnis saham haruslah mengakumulasi keuntungan dalam jangka yang sangat panjang – bukan hanya dalam sekali transaksi saja. Mari kita menggunakan filosofi Marathon alih-alih menggunakan filosofi Sprint. Toh pada dasarnya memang Bisnis Saham itu sebuah perlombaan jangka panjang. Bisnis saham adalah Marathon bukan Sprint.