Biar Lambat Asal Selamat
Pepatah di atas seharusnya sudah sering kita dengar – setidaknya saat masa kecil kita dulu. Pepatah tersebut menasehati kita agar tidak apa-apa memproses sesuatu secara hati-hati (hingga terkesan lambat) agar peluang untuk mencapai hasil yang dinginkan menjadi lebih besar. Istilahnya, kerjanya pelan-pelan saja agar tidak membuat kesalahan yang tidak perlu. Dengan demikian diharapkan tingkat keberhasilan dari sebuah proses menjadi lebih tinggi.
Memang sih, banyak orang yang menyebut pepatah “biar lambat asal selamat” itu sudah ketinggalan jaman. Sudah kuno. Sudah kadaluarsa. Untuk jaman sekarang ini sudah tidak tepat untuk dipakai. Jadi, harus ditinggalkan. Jaman ini harusnya dipakai pepatah “cepat tepat” yang berarti prosesnya harus dikerjakan dengan cepat dan dengan cara yang tepat. Tidak ada ruang lagi untuk kerja secara lambat. Pokoknya harus cepat dan hasilnya tepat.
Untungnya, di bisnis saham (setidaknya berdasarkan pengalaman saya) masih berlaku pepatah “biar lambat asal selamat”. Bahkan saya menganjurkan agar kita selalu berpegangan pada pepatah ini. Kita harus sabar menganalisa setiap kemungkinan yang ada lalu pada akhirnya mengeksekusi tindakan untuk membeli atau menjual saham. Ini diperlukan karena pada dasarnya bisnis saham adalah tentang bagaimana kita dapat memproteksi modal kita.
Faktor resikopun menjadi faktor utama yang harus kita perhatikan – bahkan saya berani bilang jika faktor resiko lebih penting dari faktor keuntungan. Tidak heran jikapun suatu saham menawarkan potensi keuntungan yang besar tapi ternyata potensi kerugiannya tidak sesuai dengan profil kita, maka tawaran tersebut akan dilewatkan. Oleh karena natural bisnis saham ini maka pepatah “biar lambat asal selamat” -lah yang akhirnya dipakai.
Kita harus pelan-pelan meneliti semua faktor dan menimbang-nimbang apakah resikonya dapat kita tanggung. Jika ternyata satu saham tidak sesuai dengan profil resiko kita maka kita berpindah untuk meneliti saham lainnya. Begitu seterusnya sampai mendapatkan saham yang sesuai. Proses ini bisa berlangsung sangat lama – bisa mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Tapi memang harus dilakukan. Kita tidak bisa grasak-grusuk dalam bisnis saham jika tidak mau kehilangan modal kita.