Berdasarkan pengalaman selama ini, masalah kepastian dan ketidak-pastian sangat penting artinya dalam bisnis saham – tepatnya sangat penting artinya bagi para pebisnis saham. Naik turunnya bursa saham bisanya sejalan dengan tingkat kepastian dan ketidak pastian ini. Bisanya ketika tingkat kepastian tinggi maka pergerakan pasar akan dalam tren naik (Bullish). Sebaliknya, jika tingkat ketidak-pastian yang tinggi, pasar akan bergerak dalam tren turun (Bearish).
Ini wajar, karena memang bursa saham itu sendiri sebenarnya sudah penuh dengan ketidak-pastian. Jadi, jika ketidak-pastiannya bertambah tentu para pebisnis saham akan menjadi pesimis sehingga menual saham-saham yang dimilikinya. Sebaliknya, ketika kepastian bertamban maka para pebisnis saham akan sangat optimsis sehingga akan terus melakukan pembelian saham. Tentu ada perkecualian dalam beberapa hal.
Untuk lebih memahami mengenai bagaimana faktor kepastian dan ketidak-pastian ini mempengaruhi bisnis saham, mari kita ambil contoh dari hal yang terjadi baru-baru ini. Kejadian pencapresan Jokowi dan krisis Ukraina. Pencapresan Jokowi menggambarkan kepastian dan krisis Ukraina menggambarkan ketidak pastian. Seperti yang kita tahu, kedua hal ini terjadi secara berbarengan sehingga kita dapat membandingkan efeknya secara langsung terhadap bursa saham.
Seperti yang kita ketahui, belakangan in krisis Ukraina sedang panas-panasnya. Dimana krisis Ukraina ini mempunyai resiko akan terjadi perang yang dapat merembet menjadi perang dunia ketiga. Namun, ini masih sebatas resiko. Belum ada yang pasti dalam hal ini. Ini adalah bentuk ketidak-pastian. Ketidak-pastian ini membuat para pebisnis saham memutuskan untuk menjual saham-saham yang dimilikinya di berbagai bursa saham.
Para pebisnis saham memutuskan untuk dalam posisi wait and see dulu sebelum ada kepastian apakah benar akan terjadi perang atau malah tidak. Mereka memilih untuk mengamankan aset mereka dulu sebelum ada kepastian. Dalam hal ini ketidak-pastian lah penyebabnya. Jika ada kepastian – bahkan jika itu perang sekalipun akan berdampak positif bagi pebisnis saham. Setidaknya para pebisnis telah mendapat kepastian.
Jadi merekapun dapat memastikan apakah akan kembali menaruh asetnya ke bursa saham atau meninggalkan bursa saham terlebih dahulu. Setidaknya telah ada kepastian. Itu sisi postif yang saya maksudkan. Namun, sekarang ini, ketidak-pastian masihlah faktor yang utama dari krisis Ukraina. Tidak heran jika hampir seluruh bursa saham di dunia masih terus mengalami penurunan. Termasuk Bursa Saham Indonesia (BEI).
Tentu ini sebelum kepastian pencapresan Jokowi. IHSG turun sebesar satu persenan sebelum resminya Jokowi menjadi caperes. Begitu Jokowi resmi menjadi capres, maka IHSG pun naik hingga mencapai tiga persenan. Faktor pencapresan Jokowi ternyata bisa mendongkrak IHSG sebesar empat persenan dari tingkat terendahnya. Dalam hal ini para pebisnis saham melihat ada penambahan tingkat kepastian di Bursa Saham Indonesia.
Kepastian bahwa Jokowi menjadi capres. Dan kebetulan Jokowi memang disukai pasar sehingga faktor kepastian ini memberi efek yang sangat positif pada bursa saham. Faktor kepastian pencarpesan Jokowi bahkan lebih besar efeknya dari faktor ketidak-pastian yang ditimbulkan oleh Krisis Ukraina yang masih terus berlangsung. Kemungkina juga dana-dana yang ditarik dari bursa saham dunia yang mengalami penurunan, dialihkan ke Bursa Saham Indonesia.
Tidak heran jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak dengan luar biasa. Tentu efek Jokowi ini hanya berlaku di Bursa Saham Indonesia karena memang hanya negara Indonesia-lah yang terpengaruh langsung oleh Jokowi. Di bursa saham negara lain faktor Jokowi tidak ada pengaruhnya sehingga tidak heran jika bursa saham di berbagai negara terus menurun. Dalam hal ini telah dapat dilihat pengaruh kepastian dan ketidak-pastian pada bursa saham.
Pencapresan Jokowi adalah faktor kepastian bagi Bursa Saham Indonesia. Krisis Ukraina adalah faktor ketidak pastian bagi seluruh bursa saham di dunia. Telah kita bahas bagaimana pengaruh dari faktor kepastian dan ketidak-pastian tersebut terhadap bursa saham. Terutama dapat kita lihat bagaimana pengaruh kedua faktor kepastian dan ketidak-pastian tersebut mempengaruhi secara simultan Bursa Saham Indonesia (BEI). Semoga dapat menjadi pelajaran yang berharga.