Sekolah Saham sering membahas mengenai strategi trend follower (pengikut tren). Strategi trading saham dengan cara mengikuti tren. Itu karena sekolah saham sendiri adalah seorang trend follower. Nah, ternyata trend follower ini ada lawannya. Lawannya adalah seorang contrarian. Trading dengan melawan tren. Melawan arus.
Sebenarnya sih, tidak pas juga membandingkan trend follower dengan contrarian. Karna memang tidak apple-to-apple. (Umumnya) Seorang contrarian memang tidak melihat tren. Jadi niatnya bukan melawan tren. Hanya kelihatan seolah melawan tren padahal bukan niatnya. Itu bawaan dari strategi yang digunakan.
Strateginya adalah:
Beli ketika orang sangat pesimis, jual ketika orang sangat optimis
Pada kondisi sangat pesimis. Semua orang cenderung berusaha menjual. Tidak peduli pada harga berapa, pokoknya harus jual. Ini membuat harga menjadi sangat murah. Kita bicara valuasi secara fundamental dalam hal ini. Murah bukan semata secara harga, tapi juga secara valuasi fundamentalnya. Contrarian akan membeli pada kondisi ini.
Pada kondisi sangat optimis. Semua orang cenderung berusaha membeli. Tidak peduli pada harga berapa, pokoknya harus beli. Ini membuat harga menjadi sangat mahal. Kita bicara valuasi secara fundamental dalam hal ini. Mahal bukan semata secara harga, tapi juga secara valuasi fundamentalnya. Contrarian akan menjual pada kondisi ini.
Jadi, Contrarian itu cuma melihat valuasi dari sebuah saham. Ketika valuasi murah, dia akan mulai membeli. Tidak peduli bahwa pergerakan harga sedang dalam tren turun (Bearish). Dan memang biasanya sedang dalam tren turun (Bearish) karena akibat dari kondisi sangat pesimis yang sedang terjadi.
Ketika valuasi dari sebuah saham itu menjadi mahal, seorang Contrarian akan mulai menjual. Tidak peduli bahwa pergerakan harga sedang dalam tren naik (Bullish). Dan memang biasanya sedang dalam tren naik (Bullish) sebagai akibat dari kondisi sangat optimis yang sedang terjadi.
Kelihatan sekali seorang Contrarian itu selalu melawan tren bukan? Beli ketika sedang dalam tren turun (Bearish) dan jual ketika sedang dalam tren naik (Bullish). Itu hanya kelihatannya saja kok. Seperti yang dibahas diatas. Prinsip yang digunakan oleh Contrarian pada dasarnya memang berbeda dengan trend follower.
Jadi bukan sengaja melawan tren. Seperti yang dibahas diatas, dapat dilihat bahwa disiplin ilmu yang digunakan oleh Contrarian berbeda dengan trend follower. Contrarian menggunakan Analisa Fundamental (Fundamental Analysis/FA). Dilain sisi, trend follower menggunakan Analisa Teknikal (Technical Analysis/TA).
Pada dasarnya kedua hal ini — trend follower dan contrarian — tidak sepatutnya dipertentangkan. Keduanya memang diranah yang berbeda sama sekali. Semoga melalui artikel ini wawasan kita bertambah. Wawasan mengenai apa itu contrarian. Dan bagaimana sebenarnya kedudukannya dibandingkan dengan trend follower.