Bandar Saham, kata yang selalu menarik untuk dibahas dalam berbisnis saham. Bandar Saham disini dialamatkan kepada individu atau institusi yang (dianggap) mempunyai dana yang sangat besar sehingga dapat menggerakkan harga saham sesuai dengan keinginannya. Banyak orang berpendapat bahwa jika kita mengikut buta kepada bandar dipastikan kita akan dapat selalu menangguk untung dari bursa saham.
Hem … kedengarannya seperti sistem yang sempurna bukan? Kenali bandar, ikuti apapun yang dilakukan, 100% kita pasti untung. Toh, bandarlah yang mentukan harga itu bakal naik atau turun. Tapi apakah memang sesederhana itu? Tentu saja tidak. Oke, mari kita katakan bahwa benar bandar yang menentukan harga. Tapi bagaimana kita mengetahui siapa bandar? Bagaimana kita mengetahui pergerakannya?
Dan yang tersulit (dan mungkin mustahil) adalah bagaimana kita dapat bergerak bersamaan dengan bandar bergerak – tanpa ada selisih waktu? Sangat tidak sederhana bukan? Inipun jika kita menganggap bahwa bandar itu dapat seenaknya mengatur harga. Padahal dalam kenyataannya bandar tidak dapat seenaknya mengatur harga karena bandar itu tidak hanya ada satu. Dengan kata lain ada banyak bandar yang (umumnya) mempunyai kepentingan masing-masing
Ini berarti ketika sang bandar punya kepentingan untuk menaikkan harga sebuah saham, maka ada kemungkinan bandar lain akan melakukan perlawanan karena mempunyai kepentingan untuk menurunkan harga saham tersebut. Jadi ketika ada orang yang mengatakan jangan peduli sama Analisis Teknikal (TA) dan Analisis Fundamental (FA) tapi cukuplah mengikuti setiap langkah seorang bandar, maka itu adalah anjuran yang sesat.
Menurut saya, yang benar adalah ikuti bandar yang sedang menang. Dan jika akhirnya bandar tersebut kalah, segera tinggalkan dan pindah mengikuti bandar yang sedang menang. Saya tidak tahu bagaimana menggunakan FA untuk hal ini karena saya memang tidak mendalami analisis fundamental. Jika menggunakan analisis Teknikal (TA) maka hal ini dapat kita lakukan dengan relatif mudah. Kita cukup mengikuti tren.
Kita dapat menggunakan indikator-indikator yang dapat mendeteksi tren yang sedang berlangsung seperti MACD dan Moving Average (MA). Dalam hal ini kita tidak perlu tahu siapa bandarnya tapi cukup tahu bandar yang sedang menang apakah yang ingin harga turun atau yang ingin harga naik. Dalam konteks bursa saham Indonesia, kita hanya punya satu pilihan. Kita bertransaksi hanya dan hanya jika bandar yang ingin harga naik menang alias sedang tren naik.
Fathoni, M.Si says
Saham adalah surat berharga jangka panjang untuk kepentingan jangka panjang . Bermain saham dalam jangka pendek atau trading secara konseptual bertentangan dengan tujuan pasar modal. Trading mempunyai kesulitan berlipat-lipat dengan investasi. Kalau anda punya modal yang harus cair lagi dalam waktu dekat maka siap-siaplah merugi dalam trading.
danalingga says
Yup, sebisa mungkin memang sebaiknya berinvestasi. Tapi jika punya kebutuhan untuk melipat gandakan modal terlebih dahulu maka trading bisa menjadi pilihan tapi tentu saja dengan berusaha meminimalkan resiko yang ada.
Liz says
Masalahnya bagi seorang pemodal kecil dan newbie pulak spt saya ini, dari mana tahunya bandar2 tsb? Siapa yg sedang main?
danalingga says
Seperti yang saya tulis di artikel. Kita tidak perlu tahu siapa bandarnya, yang penting adalah tahu bandarnya sedang ngapain. Caranya adalah dengan mengikuti tren. Jika tren sedang naik kita ikut beli, jika tren turun kita nonton saja — kita tunggu sampe bandarnya capek nurunin. 🙂
Nah, untuk tahu tren dapat menggunakan analisis teknikal seperti trendline, MACD, MA, dll.