Sudah sering dibahas betapa pentingnya mempunyai sistem trading yang menjadi panduan dalam setiap kegiatan trading. Sistem trading adalah ibarat peta dalam mengarungi ganasnya lautan bursa. Dengan peta saja tidak dapat dijamin bahwa kita tidak akan tersesat, apalagi tanpa peta?
Ya, apalagi tanpa sistem trading?
Tanpa sistem trading kita bukan trading melainkan berjudi. Ini jelas karena tanpa sistem trading maka yang kita lakukan benar-benar seperti di kasino. Membeli saham dengan harapan akan naik setelahnya. Ya, hanya berdasarkan harapan. Tanpa menghitung dulu peluang pada saham tersebut — baik peluang naik, mendatar, maupun turun.
Nah, sudah ingat kembali betapa pentingnya mempunyai sistem trading bukan? Untuk lebih jelasnya (atau untuk mengigatkan kembali) mengenai sistem trading ini, silahkan dibaca kembali artikel-artikel tentang sistem trading yang pernah ditulis Sekolah Saham.
Sudah membaca? Ok, sekarang mari masuk ke dalam inti persoalannya. Berikut adalah sebuah contoh sistem trading yang sederhana namun sangat powerful. Silahkan diamat-amati dan kemudian modifikasi sesuai kebutuhan masing-masing.
Contoh Sistem Trading
Fundamental Filtering —> sebulan sekali
- Sales Growth >= 5%
- PER <= 25
- ROE >= 8%
- DER <=2
Analisa Teknikal (TA) Harian —-> Chart Mingguan
- Tren Naik (Bullish) —> MACD sinyal buy (beli)
- Daftar Beli —> Saat sinyal buy muncul, maksimal jarak 3 minggu (3 bar) dari sinyal buy muncul
- Jual —> Jual ketika sinyal jual MACD mingguan muncul atau saat gain 50%
Auto Order
- Jual ketika untung 50%
- pasang trailing stop jika turun 2% setelah naik 20%, jual atau rugi 10% (CL)
Money Management
- Pembelian pertama gunakan max. 10 jt atau disesuaikan dengan likuiditas saham
- Tambah beli (Average) ketika sinyal beli (buy) MACD harian
- Jika nilai saham sudah 20 jt, jual separuh ketika ada sinya jual MACD harian