Sebelumnya, kita telah belajar bagaimana sederhananya menggunakan trendline untuk membeli dan menjual saham. Untuk menyegarkan ingatan kita kembali, mari melihat apa yang telah kita pelajari. Seperti yang telah disebutkan dalam artikel terdahulu, Trendline dapat digunakan untuk memutuskan apakah waktunya untuk membeli atau untuk menjual. Dalam kata lain, trendline menawarkan sinyal beli dan sinyal jual.
Saya menyebut strategi tersebut sebagai strategi trendline yang dipenetrasi. Aksi kita sepenuhnya tergantung dari apakah trendline dipenetrasi atau tidak oleh chart pergerakan harga saham. Bahasa sederhananya, dipenetrasi ke bawah berarti waktunya untuk menjual sedangkan dipenetrasi ke atas berarti waktunya untuk membeli. Sebuah strategi yang sangat sederhana bukan? Ya, sangat sederhana tapi jangan salah. Strategi ini sangat efektif jika digunakan dengan tepat.
Namun, walaupun strategi trendline yang dipenetrasi ini sangat efektif, banyak trader saham tidak punya kesabaran untuk menggunakannya. Ini karena dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk menunggu trendline ditembus – baik ke atas atau ke bawah. Bahkan bisa memerlukan waktu hingga beberapa bulan hingga pada akhirnya trendline ditembus. Sebenarnya tidak akan perlu menunggu selama ini jika kita diijinkan untuk mengambil posisi short (jual) juga.
Sayangnya, Bursa Saham Indonesia (BEI) tidak mengijinkan hal tersebut. Kita hanya diijinkan mengambil posisi long (beli). Ini akan membuat kita harus menunggu sangat lama jika ternyata pergerakan harga saham sedang dalam kondisi tren turun (Bearish). Untunglah ada strategi lain yang menggunakan trendline. Strategi yang tidak membutuhkan untuk menunggu trendline ditembus. Strategi ini akan sangat mengurangi waktu menunggu kita.
Strategi ini mengijinkan kita untuk membeli dan menjual saham tanpa mesti menunggu tren menjadi tren naik. Kita akan dapat tetap beraktivitas untuk meraih keuntungan dalam bursa saham tanpa tergantung tren – entah itu tren naik (Bullish), tren turun (Bearish), atau tren datar (Sideaways). Ya, kita masih dapat membeli dan (kemudian) menjualnya dengan harga yang lebih tinggi walau dalam tren turun (Bearish) sekalipun.
Strategi ini adalah strategi support dan resistance. Lebih tepatnya strategi yang menggunakan trendline sebagai support dan resistance. Untuk strategi ini kita memerlukan tambahan satu trendline untuk masing-masing kondisi Bullish dan Bearish. Kita perlu menambahkan trendline atas (bertindak sebagai resistance) untuk Bullish dan trendline bawah (bertindak sebagai support) untuk Bearish. Dalam hal ini kita memiliki tiga kanal tren yakni kanal Bullish, kanal Bearish, dan kanal Sideaways.
Untuk ketiganya, trendline atas adalah resistance dan trendline bawah adalah support. Setelah kanal terbentuk akan sangat mudah untuk menerapkan strategi membeli dan menjual. Kita hanya perlu membeli ketika chart harga saham dekat dengan support (trendline bawah) dan menjual ketika chart harga saham dekat dengan resistance (trendline atas). Sebuah strategi support dan resistance yang telah umumnya dilakukan bukan?
Dengan strategi ini maka kita akan selalu dapat bertransaksi saham dalam kondisi apapun – entah Bearish, Bullish, atau Sideaways. Potensi keuntungan (setidaknya secara teori) akan berlipat karena kita memanfaatkan keseluruhan pergerakan harga saham. Untuk lebih memahami strategi ini mari kita lihat beberapa gambar di bawah:
Kanal Tren Naik (Bullish)
Seperti yang kita lihat pada gambar di atas, telah ditambahkan sebuah trendline atas. Trendline in menghubungkan beberapa titik harga tertinggi. Tren yang sedang terjadi adalah tren naik dimana harga semakin lama semakin tinggi. Dalam hal ini kita telah memiliki sebuah kanal tren naik (Bullish). Trendline atas bertindak sebagai resistance (daerah untuk membeli) dan Trendline bawah bertindak sebagai support (daerah untuk menjual).
Strategi kita adalah membeli ketika harga mendekati Trendline bawah (lingkaran biru) dan menjual ketika harga mendekati Trendline atas (lingkaran biru). Kita dapat terus melakukan transaksi saham selama pergerakan harganya tetap berada di dalam kanal. Jika kanal tertembus maka kita perlu menghentikan transaksi kita (entah jual rugi atau untung). Kita perlu membentuk kanal baru sebelum bertransaksi kembali.
Kanal Tren Turun (Bearish)
Seperti yang kita lihat pada gambar di atas, telah ditambahkan sebuah Trendline bawah. Trendline ini menghubungkan beberapa titik di harga terendah. Tren yang sedang terjadi adalah tren turun (Bearish) dimana harga semakin lama semakin turun. Disini, kita telah memiliki sebuah kanal tren turun (Bearish). Trendline atas dapat dianggap sebagai resistance dan Trendline bawah dapat dianggap sebagai support.
Seperti biasan, strategi kita adalah melakukan pembelian di dekat support dan menjual di dekat resistance. Daerah jual dan beli saya tandai dengan lingkaran berwarna biru. Dengan begini, walaupun pergerakan harga saham sedang dalam tren turun (Bearish) kita masih dapat melakukan transaksi beli dan jual saham dengan keuntungan yang sangat signifikan. Dan jika pada akhirnya kanal tertembus, maka kita perlu berhenti sebentar, kemudian menggambar kanal yang baru lagi.
Kanal Tren Datar (Sideaways)
Untuk gambar pada chart kali ini, saya tidak menambahkan apa-apa karena memang tren datar telah berbentuk kanal dari semula. Telah terdapat Trendline atas dan Trendline bawah. Trendline atas menghubungkan beberapa titik harga tertinggi. Trendline atas menghubungkan beberapa titik harga terendah. Trendline atas dapat dianggap sebagai resistance. Trendline bawah dapat dianggap sebagai support. Dan strategi kita adalah strategi support dan resistance.
Dalah hal ini, kita melakukan pembelian di area yang dekat dengan support (Trendline bawah) dan melakukan penjualan di area yang dekat dengan resistance (Trendline atas). Daerah beli dan jual saya tandai dngan lingkaran biru. Dengan strategi ini, kita akan masih dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan walau dalam tren datar. Perlu diingat, jika pada akhirnya kanal ini tertembus, kita perlu berhenti sejenak, kemudian menggambar kanal yang baru.