Sejauh ini, sudah ada dua artikel yang membahas tentang Stochastic Oscillator yakni Mengenal Stochastic Oscillator dan Bagaimana Cara Menggunakan Stochastic Oscillator. Dalam artikel ketiga ini kita akan membahas satu per satu dari empat sinyal yang ada dalam Stochastic Oscillator agar informasi kita mengenai Stochastic Oscillator semakin lengkap. Sebagai permulaaan, mari sedikit mengulangi pembahasan terdahulu.
Seperti yang sudah disinggung dalam artikel sebelumnnya, Stochastic Oscillator menawarkan empat sinyal yang sangat berguna dalam berbisnis saham, yakni sinyal beli, sinyal jual, sinyal jenuh beli, dan sinyal jenuh jual. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari empat garis yakni garis fast (%K), garis smoothed (%D), garis 20, dan garis 80. Dengan menggunakan keempat garis ini, kita dapat memperoleh sinyal lengkap untuk berbisnis saham dengan lebih aman.
Dapat dikatakan bahwa dengan mengetahui ke-empat sinyal, kita telah memiliki semua hal yang dibutuhkan dalam berbisnis saham. Kita dapat mengetahui kapan waktu terbaik untuk membeli, kapan untuk menjual, kapan untuk menyimpan saham, dan kapan untuk menjauh dari pasar. Dilain pihak, cukup mudah untuk menggunakan Stochastic Oscillator jika dibandingkan dengan Indikator Analisis Teknikal yang lainnnya.
Sinyal Beli dari Stochastic Oscillator
Dalam Stochastic Oscillator, pergerakan harga saham dianggap dalam tren naik (bullish) jika garis fast (%K) berada di atas garis smoothed (%D). Berdasarkan ini, maka sudah jelas bahwa sinyal beli adalah tepat ketika garis %K memotong ke atas garis %D. Titik pemotongan ke atas inilah waktu yang tepat untuk membeli saham karena harga saham akan naik setelahnya. Untuk lebih memahaminya mari lihat gambar berikut:
Dapat kita lihat bahwa ada beberapa kali garis %K (warna merah) memotong ke atas garis %D (warna biru) yang saya tandai dengan lingkaran hijau dan setelahnya (sebagian besar) harga bergerak naik. Titik perpotongan dalam lingkaran hijau itulah yang disebut sinyal beli. Dapat juga dilihat bahwa setelah titik perpotongan tersebut, garis %K berada di atas %D, ini adalah kondisi tren naik yang berarti harga saham akan terus naik sampai ada sinyal jual.
Sinyal Jual dari Stochastic Oscillator
Dalam Stochastic Oscillator, ketika garis fast (%K) berada di bawah garis smoothed (%D) menunjukkan kondisi pergerakan harga sedang dalam tren turun (bearish). Jelas bahwa sinyal jual akan muncul dalam kondisi ini yakni dimana tepat ketika garis %K memotong ke bawah garis %D. Titik perpotongan inilah yang menjadi sinyal jual karena setelahnya pergerakan harga akan menurun sampai nanti akan berbalik. Untuk lebih memahaminya, mari kita lihat gambar di bawah:
Dapat kita lihat bahwa ada beberapa kali garis %K (warna merah) memotong ke bawah garis %D (warna biru) yang saya tandai dengan lingkaran coklat. Titik perpotongan dalam lingkaran coklat tersebutlah sinyal jual. Seperti yang dapat kita lihat, pergerakan harga menurun setelah titik tersebut. Dapat kita lihat bahwa garis %K berada di bawah %D setelah titik perpotongan, yang berarti pergerakan harga sedang dalam tren turun (bearish).
Sinyal Jenuh Beli dari Stochastic Oscillator
Sebelum lebih jauh mengenai sinyal jenuh beli dari Stochastic Oscillator, mari terlebih dahulu memahami apa itu jenuh beli. Dalam bisnis saham, jenuh beli berarti kondisi di mana sudah terlalu banyak pembelian yang dilakukan sehingga tingal selangkah lagi para pembeli akan berubah menjadi penjual karena sudah tidak ada lagi (atau sangat sedikit) pembeli baru yang tersedia. Jadi sudah jelas, setelahnya kecenderungan harga akan bergerak turun mencari titik keseimbangan baru.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Stochastic Oscillator, kondisi jenuh beli terjadi setelah tren naik (garis %K di atas %D) dan posisi kedua garis tersebut dekat dengan garis 100. Lebih tepatnya kondisi jenuh beli terjadi tepat ketika garis %K dan/atau %D memotong ke atas garis 80. Untuk lebih memahaminya, mari kita lihat gambar di bawah:
Seperti yang kita lihat, ada saatnya ketika garis %K (warna merah) atau garis %D (warna biru) berada di atas garis 80. Daerah inilah yang disebut sebagai daerah jenuh beli yang ditunjukkan oleh kotak berwarna coklat. Daerah ini menunjukkan telah terlalu banyak pembelian dan ada potensi para pembeli akan mulai untuk menjual saham mereka. Harga jelas akan turun karena pada akhirnya penjualan besar-besaran akan terjadi.
Sinyal Jenuh Jual dari Stochastic Oscillator
Sejauh ini, kita telah membahan sinyal beli, sinyal jual, dan sinyal jenuh beli. Sekarang, mari kita bahas sinyal jenuh jual dari Stochastic Oscillator. Sebelumnya, mari kita pahami apa itu jenuh jual. Jenuh jual adalah kondisi dimana telah terlalu banyak terjadi penjualan sehingga kepemilikan saham akan menjadi sangat sedikit.
Dapat diharapkan bahwa dalam kondisi ini, para pebisnis saham akan mulai untuk melakukan pembelian kembali dan harga akan naik ke depannya. Nah, dalam Stochastic Oscillator, posis jenuh jual ini terjadi ketika garis %K dan %D mendekati garis 0. Lebih tepatnya ketika garis %K dan/atau garis %D memotong ke bawah garis 20. Untuk lebih memahaminya, mari lihat gambar di bawah ini:
Dapat kita lihat bahwa ada waktu ketika garis %K (warna merah) atau garis %D berada di bawah garis 20. Daerah inilah yang disebut sebagai daerah jenuh jual yang ditunjukkan oleh kotak berwarna hijau. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam daerah ini telah terlalu banyak terjadi penjualan sehingga ke depannya akan terjadi pembelian kembali dan diharapkan harga akan naik. Dalam kata lain, pergerakan harga akan berada dalam tren naik (bullish) kedepannya.
Hi Pak Perdana,
Artikel ini sangat menarik, saya ada beberapa pertanyaan yang butuh pencerahan dari sekolah Saham.
1. Chart yang perlu digunakan untuk seorang trader apakah rentang daily, weekly atau monthly?
2. Dengan menggunakan metode 1:3 untuk cutloss: untung. Apakah yang dimaksud kalau sudah menunjukkan kerugian 1% maka segera dijual? Kalau iya begitu, berarti kita harus memantau pergerakan saham tiap menit agar saat turun bisa langsung cut loss di 1%?
3. Kalau di saat analisa ternyata harga sudah mulai naik meski sedikit dan dari hasil analisa fa dan ta mendukung untuk beli, apakah kita tetap beli meski sudah bergerak naik? Ataukah kita menunggu saat saham turun atau diharga terendahnya baru beli.
Terima kasih sudah menjawab pertanyaan saya sebelumnya di artikel cara perhitungan fundamental.
BR,
Tony
1. Tergantung profil masing-masing. Saya sendiri mengkombinasikan chart daily dan weekly.
2. 1:3 berarti 1/3 dari target profit kita adalah level cut loss. Contoh yang pak Tony ambil hanya salah satu skenarionya saja. Jika ternyata target profit kita adalah 30%, berarti level cut loss nya menjadi 10%. Dan kita tidak perlu monitoring terus karena banyak broker online yang telah menyediakan fasilitas auto order yang bisa kita pakai.
3. Ini tergantung profil masing-masing. Nyamannya yang mana. Kalo saya sendiri sih selalu menunggu ada pull back dulu (turun dulu) sebelum mulai membeli.