Banyak orang pada akhirnya menyerah menggunakan indikator Analisa Teknikal (TA) sebagai alat bantunya. Mereka menyerah karena mengalami betapa tidak akuratnya indikator tersebut. Biasanya kemudian beralih ke alat bantu lain (yang dianggap lebih akurat) atau malah berhenti sama sekali dari dunia trading.
Jika beralih ke metode lain sih tidak masalah. Tentu selama memang bisa mendapatkan hasil yang lebih baik daripada menggunakan indikator Analisa Teknikal (TA). Yang disayangkan sih, yang pada akhirnya berhenti. Sayang saja. Kehilangan kesempatan untuk menikmati kebebasan yang penuh sambil meraih keuntungan relatif besar.
Nah, berdasarkan pengamatan Sekolah Saham. Kejadian menyerah pada indikator Analisa Teknikal (TA) lebih karena salah persepsi dari awal. Dikiranya indikator itu adalah alat ajaib yang pasti selalu benar. Menganggap bahwa jika mengikuti sinyal-sinyal indikator TA dengan disiplin, pasti akan untung — bahkan pasti akan untung besar.
Ini jelas pandangan yang salah dalam menggunakan indikator TA. Sejauh ini, Sekolah Saham belum menemukan ada indikator TA yang tepat 100%, bahkan tepat 80% juga belum menemukan. Yang terbaik paling tepat antara 60%-70%. Itu sudah bagus sekali. Jadi jika menganggap indikator adalah jawaban sempurna, jelas keliru.
Lantas bagaimana donk? Indikator Analisa Teknikal (TA) tidak layak pakai donk? Yup, betul tapi jika memang hanya ingin mengandalkan Indikator Analisa Teknikal saja. Jika demikian, saran Sekolah Saham, sebaiknya cari alat bantu lainnya. Analisa Teknikal (TA) memang tidak bisa berdiri sendiri.
Analisa Teknikal (TA) butuh bantuan dari luar agar bisa berguna dalam trading. Salah satu yang terpenting adalah faktor penggunanya. Yup, kita sebagai pengguna menjadi faktor terpenting agar indikator Analisa Teknikal (TA) dapat memberikan hasil yang maksimal. Kita harus benar-benar memahami sebuah indikator.
Memahami semua kelebihan dan kelemahannya. Kemudian, kita harus fokus mengeksploitasi kelebihan tersebut dan menghindari kelemahannya. Misalnya jika sebuah indikator hanya bekerja optimal ketika kondisi tren naik (Bullish) ya hanya gunakan indikator tersebut saat tren naik. Dijamin hasil yang didapat akan optimal.
Demikan juga, jika sebuah indiktor hanya bekerja saat tren mendatar (non trending) ya jangan gunakan diluar tren tersebut. Jadi, perhatikan kondisi yang ada. Pastikan betul bahwa kondisi yang ada memang sempurna untuk indikator Analisa Teknikal (TA) yang kita gunakan. Jika tidak, jangan trading.
Dengan kata lain, jangan paksakan trading saat kondisi tidak mendukung. Harus sabar hingga kondisi memang tepat untuk indikator Analisa Teknikal (TA) yang kita gunakan. Inilah mengapa disebutkan kesabaran adalah faktor yang sangat penting dalam trading. Kita memang harus benar-benar punya kesabaran lebih untuk menunggu kondisi kondusif bagi sistem trading kita.
Jadi, pada akhirnya bukan alat bantu (seperti Analisa Teknikal (TA)) yang terpenting tapi diri kita sendiri. Jadi yang perlu kita lakukan adalah menyempurnakan diri sendiri. Menyempurnakan diri dalam memahami indikator Analisa Teknikal yang kita pilih. Menyempurnakan diri agar dapat memahami dan memilih kondisi yang paling tepat untuk menggunakan indikator Analisa Teknikal (TA) tersebut.