Sudah sering saya singgung dalam berbagai artikel bahwa bisnis saham adalah tentang bagaimana mengetahui dan pada akhirnya mengikuti tren yang sedang terjadi. Ini karena tren dapat memberi tahu kepada kita tahap-tahap siklus yang sedang berlangsung. Mengetahui tahap-tahap siklus sangat penting dalam berbisnis saham jika ingin memperoleh keuntungan yang maksimal. Seperti yang sudah kita ketahui bersama ada empat tahap dalam sebuah siklus saham.
Tujuan kita para pebisnis saham (seharusnya) adalah membeli pada tahap satu (Accumulation) dan menjual pada tahap tiga (Distribution). Ini adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam hal ini, membeli di tahap satu berarti kita membeli di harga terendahnya dan menjual di tahap 3 berarti kita membeli di harga tertingginya. Ini adalah impian dari semua pebisnis saham bukan?
Sekarang mari kita cari tahu bagaimana cara mengetahui tahap-tahap yang sedang terjadi dengan memanfaatkan tren yang sedang berlangsung. Ya, kita akan cari tahu hubungan tahap-tahap siklus saham dengan tren yang sedang terjadi. Tapi sebentar dulu. Mengapa sih kita harus menggunakan tren untuk mendeteksi tahap-tahap siklus? Mengapa tidak langsung saja mendeteksinya dengan menggunakan ciri-ciri yang ada dalam setiap siklus?
Berdasarkan pengalaman saya, menggunakan ciri-ciri setiap tahap siklus untuk mendeteksi apa yang sedang terjadi agak sulit. Ini karena hasilnya akan sangat subjektif – tergantung sudut pandang kita masing-masing. Inilah mengapa saya lebih suka menggunakan analisa tren untuk mengetahui tahap-tahap siklus yang sedang terjadi. Tren lebih kasat mata. Kita tinggal melihat chart dan langsung tahu tren yang sedang terjadi.
Penentuan tren pun lebih mudah dan punya standar yang jelas sehingga akan jauh lebih objektif dibandingkan kita langsung menggunakan ciri-ciri yang ada dalam setiap tahap siklus saham. Pada dasarnya tren itu sendiri dibentuk oleh kejadian-kejadian yang terjadi dalam setiap tahap siklus saham. Dengan demikian tidak heran jika tren dapat menggambarkan dengan tepat tahap-tahap siklus yang sedang berlangsung.
Jadi kita sudah di jalan yang benar jika hendak menggunakan tren untuk mengetahui tahap siklus saham yang sedang berlangsung. Sebelum memulai, mari kita lihat gambar dibawah terlebih dahulu:
Dari gambar diatas dapat kita lihat bagaimana hubungan antara tren pergerakan harga saham dengan siklus yang terjadi dalam sebuah saham. Berikut kronologinya:
Setelah sebuah tren turun (Bearish) yang cukup lama, terbentuklah sebuah tren datar (sideaways). Tren datar tersebut menggambarkan tahap 1 (accumulation) dari siklus saham. Setelah cukup lama di tren datar, harga mulai bergerak naik dan terbentuklah sebuah tren naik (Bullish). Tren naik ini menggambarkan tahap 2 (Mark-Up) dari siklus saham. Setelah tren naik terjadi cukup lama, muncul tren datar. Tren datar ini menggambarkan tahap 3 (Distribution) dari siklus saham. Setelah tren datar berlangsung cukup lama, muncul tren turun. Tren turun ini menggambarkan tahap 4 dari siklus saham.
Dari kronologi di atas dapat kita lihat bagaimana ketiga tren yang terjadi dalam pergerakan harga saham adalah satu kesatuan yang menggambarkan tahap demi tahap dari siklus yang terjadi pada sebuah saham. Berdasarkan penggambaran tersebut dapat kita simpulkan bahwa keuntungan maksimal dapat kita peroleh jika kita membeli pada saat tren datar yang terbentuk setelah tren turun yang lama dan menjualnya kembali pada saat tren datar yang terbentuk setelah tren naik yang lama. Sederhana bukan?