Seperti yang sudah diketahui, Sekolah Saham sedang keranjingan menggunakan Line Chart (Grafik Garis) sebagai alat bantu dalam mendeteksi tren. Alat bantu untuk mengetahui apakah dalam jangka panjang, harga sedang bergerak dalam tren naik (Bullish), tren turun (Bearish), atau tren mendatar (sideaways).
Sekolah Saham sangat senang menggunakan Line Chart (Grafik Garis) ini karena kesederhanaannya. Cukup dengan sekilas melihat, bisa langsung menentukan tren yang sedang terjadi. Tentu saja ada kelemahannya. Kita hanya bisa melihat arah tren. Tidak bisa melihat titik beli atau jual hanya dengan Line Chart. Perlu bantuan indikator Analisa Teknikal (TA) lainnya untuk sampai pada tahap aksi beli atau jual.
Sejauh ini, sudah dua artikel membahas bagaimana cara terbaik untuk menggunakan Line Chart (Grafik Garis). Menggunakannya untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam trading saham. Cara pertama adalah digunakan untuk melihat tren jangka panjang. Cara kedua adalah digunakan untuk melihat tren jangka pendek dalam strategi top-down.
Kali ini mari kita bahas kegunaan lainnya dari Line Chart (Grafik Garis). Kali ini kita menggunakannya untuk mengetahui (memprediksi) apa yang akan terjadi setelah sebuah tren mendatar (sideaways). Rumus umum (general) nya adalah sebuah tren akan terus berlanjut sampai terbukti sebaliknya.
Penerapannya adalah lihat apakah Line Chart (Grafik Garis) sedang menunjukkan tren mendatar (sideaways). Jika iya, lihat kejadian (tren) sebelum tren mendatar tersebut. Kemungkinan besar tren mendatar tersebut adalah sebuah bentuk konsolidasi sebelum melanjutkan tren sebelumnnya. Untuk lebih memahami, mari perhatikan gambar berikut:
Pada gambar dapat dilihat bentuk nyata dari apa yang sudah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Garis hijau menunjukkan tren naik (Bullish) dan garis biru menunjukkan tren mendatar (sidewayas). Tampak bahwa setelah tren naik, terjadi konsolidasi (tren datar). Kemudian setelahnya, tren naik kembali berlanjut. Kemudian terjadi tren datar kembali. Kemungkinan selanjutnya tren naik akan berlanjut kembali.
Dalam contoh di atas, tren datar (sidaways) bisa menjadi area yang tepat untuk melakukan pembelian. Ingat bahwa ini berlaku juga sebaliknya. Jika konsolidasi (tren datar) terjadi setelah tren turun (Bearish), area terssebut adalah area terakhir untuk melakukan penjualan. Ini karena kemungkinan besar, setelahnya harga akan bergerak turun kembali.
Tentu saja, seperti sifat natural Analisa Teknikal (TA), sifat prediksi tetap melekat. Tidak mungkin prediksi yang dilakukan bisa tepat 100%. Bisa jadi tren datar (sideaways) tersebut adalah titik balik sebuah tren. Titik balik dari tren turun (Bearish) menjadi tren naik (Bullish) dan sebaliknya. Dalam hal ini Cut Loss (CL) adalah solusinya.
Jadi, seperti penggunakan indikator Analisa Teknikal (TA) lainnya, kita harus tetap menyiapkan rencana B (plan B). Rencana jika ternyata pasar bergerak tidak sesuai dengan prediksi kita. Ini juga sejalan dengan prinsip yang kita pegang sejauh ini, Tren akan tetap berlanjut sampai terbukti sebaliknya. Nah, arah pasar yang tidak sesuai prediksi ini membuktikan bahwa yang sebaliknya telah terjadi. Tentu Cut Loss (CL) adalah wajar bukan?