Jika pembaca setia blog Sekolah Saham, tentu sudah sering membaca bagaimana bahwa tidak ada “cawan suci (holy grail)” dalam trading saham.
Tidak ada sistem sempurna yang pasti akan berhasil dalam trading saham. Termasuk dalam hal ini, tidak ada indikator Analisa Teknikal (TA) yang sempurna.
Tidak ada indikator Analisa Teknikal (TA) yang dapat menjamin setiap sinyal 100% benar. Bahkan sering Sekolah Saham katakan bahwa akurasi di atas 50% saja sudah bagus.
Lah, lantas bagaimana donk?
Untungnya indikator Analisa Teknikal (TA) itu bisa juga menjadi alat bantu trading yang sempurna. Singkatnya kita bisa membuat indikator Analisa Teknikal (TA) menjadi sempurna.
Dalah hal ini kita harus memahami benar (secara mendalam) karakteristik indikator Analisa Teknikal (TA) yang kita gunakan. Pahami semua kelebihan dan kelemahan dari indikator tersebut.
Nah, setelah memahaminya, mari gunakan indikator Analisa Teknikal (TA) tersebut secara optimal. Caranya adalah dengan memanfaatkan kelebihan sembari menghindari kelemahan dari indikator tersebut.
Dalam hal ini kita harus hanya menggunakan sebuah indikator ketika hanya kelebihannya yang muncul. Ketika kelemahannya yang muncul, jangan gunakan. Sesederhana itu.
Yup, beneran sederhana kok. Yang tidak sederhana adalah memahami kelebihan dan kelemahan dari sebuah indikator Analisa Teknikal (TA). Perlu banyak belajar dan praktik untuk benar-benar menguasai kelebihan dan kelemahan ini.
Sebagai contoh, mari kita analisa bagaimana menggunakan kelebihan dan menghindari kelemahan dari indikator Moving Average (MA).
Sebagaimana kita ketahui Moving Average (MA) ini menunjukkan harga rata-rata dalam periode tertentu. Nah, harga rata-rata inilah yang menjadi petunjuk kecendrungan (tren) arah pergerakan harga.
Indikator Moving Average (MA) dapat menjadi petunjuk apakah harga saham sedang bergerak dalam tren naik (Bullish) atau dalam tren turun (Bearish).
Sayangnya, tidak terlalu bagus (atau malah tidak dapat) menjadi petunjuk untuk tren mendatar (non trending). Dijamin, hasilnya bakal ngaco kalo tetap dipaksakan menggunakan sinyal MA ketika pergerakan harga sedang dalam tren mendatar.
Nah, dapat dilihat apa kelebihan dan kelemahan dari indikator Moving Average (MA) bukan?
Yup, kelebihannya akan muncul pada saat pergerakan sedang dalam tren yang jelas (trending). Sedangkan kelemahannya adalah pada saat trennya tidak jelas (non trending).
Harusnya sudah ada gambaran bagaimana cara terbaik menggunakan indikator Moving Average (MA) ini bukan?
Ya, tepat sekali. Hanya gunakan indikator Moving Average (MA) saat pergerakan harga sedang dalam kondisi trending. Hindari menggunakan indikator Moving Average (MA) saat kondisi non trending.
Dengan demikian dapat dikatakan kita telah mengubah indikator Moving Average (MA) menjadi sebuah indikator Analisa Teknikal (TA) yang sempurna.
Demikian juga jika ingin memakai indikator Analisa Teknikal (TA) lainnya. Hanya gunakan saat kondisinya memungkinkan untuk indikator tersebut hanya memunculkan kelebihannya.
Dengan demikian, kita akan selalu mendapatkan hasil yang maksimal dari indikator Analisa Teknikal (TA) yang kita gunakan untuk trading.